Cara Menulis Subheading yang Memikat agar Pembaca Tetap Bertahan
Menulis subheading itu ibarat bikin jalan pintas buat pembaca. Kalau subheadingnya menarik, orang bakal lebih gampang menangkap isi tulisan tanpa harus baca semuanya dari awal sampai akhir.
Tapi kalau subheadingnya datar atau terlalu panjang, bisa-bisa pembaca malas lanjut dan langsung pergi.
Menulis Subheading yang Efektif
Makanya, penting buat menulis subheading yang jelas, menarik, dan nggak ngebosenin. Ada beberapa trik simpel yang bisa dipakai biar subheading makin kuat dan bikin pembaca tetap bertahan.
1. Singkat, Padat, dan Jelas
Subheading yang jelas dan langsung lebih efektif menarik perhatian pembaca. Hindari kalimat yang terlalu panjang atau berbelit-belit. Gunakan kata-kata yang sederhana dan mudah dipahami.
Misalnya, daripada menulis "Beberapa Hal yang Perlu Dipertimbangkan Sebelum Membuat Subheading yang Efektif", lebih baik langsung ke poin utama seperti "Tip Membuat Subheading yang Menarik".
Kalimat yang singkat juga lebih mudah dipindai oleh pembaca. Apalagi jika mereka hanya ingin mencari poin-poin penting dalam tulisan. Jadi, jangan ragu untuk memotong kata-kata yang tidak perlu.
Baca juga: Peran Subheading dalam Artikel Online: Lebih dari Sekadar Pembatas Teks
2. Tambahkan Angka atau Pertanyaan
Subheading yang menarik bikin pembaca penasaran dan ingin lanjut membaca. Salah satu caranya adalah dengan menambahkan angka atau pertanyaan.
Contohnya, daripada menulis "Hal yang Harus Diperhatikan Saat Menulis Konten", coba ubah jadi "3 Kesalahan Umum yang Harus Dihindari dalam Menulis Konten". Angka di awal bikin pembaca langsung tahu kalau ada poin-poin penting yang akan dibahas.
Pertanyaan juga bisa jadi trik jitu. Misalnya, "Kenapa Banyak Penulis Gagal Menarik Pembaca?". Kalimat ini memancing rasa ingin tahu, apalagi bagi yang merasa artikelnya kurang menarik.
Hindari subheading yang datar atau terlalu umum. Semakin spesifik dan menggugah, semakin besar kemungkinan pembaca bertahan lebih lama di tulisan.
3. Komunikatif
Subheading yang terlalu formal atau kaku bisa bikin pembaca cepat bosan. Apalagi kalau tulisan ditujukan untuk blog atau media santai. Gaya bahasa yang lebih komunikatif akan terasa lebih akrab dan nyaman dibaca.
Misalnya, daripada menulis "Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Menyusun Subheading yang Efektif", lebih baik pakai "Cara Bikin Subheading yang Menarik dan Nggak Ngebosenin". Versi kedua terasa lebih ringan dan lebih mudah dipahami.
Tentu, tetap sesuaikan dengan audiens. Kalau menulis untuk jurnal akademik atau laporan resmi, gaya formal masih diperlukan. Tapi kalau untuk blog atau artikel populer, jangan ragu untuk menggunakan bahasa yang lebih santai dan luwes. Tujuannya tetap sama: bikin pembaca betah dan terus membaca.
4. Picu Rasa Penasaran
Subheading yang bikin penasaran bisa membuat audiens tetap lanjut membaca. Kalau judul menarik, tapi subheadingnya datar, orang bisa kehilangan minat di tengah jalan.
Gunakan kalimat yang memicu rasa ingin tahu. Misalnya, dibandingkan "Tips Menulis yang Baik", lebih menarik kalau pakai "Rahasia Menulis yang Jarang Diketahui". Kata "rahasia" bikin orang penasaran, seolah ada sesuatu yang eksklusif untuk dipelajari.
Trik lain adalah menggunakan frasa yang terdengar praktis dan bisa langsung diterapkan. Contohnya, "Trik Sederhana yang Bisa Mengubah Cara Menulismu". Kata "sederhana" memberi kesan bahwa pembaca nggak perlu usaha ekstra untuk memahami isinya.
Jangan ragu untuk bereksperimen. Kalau subheading bisa bikin orang kepikiran dan ingin tahu lebih lanjut, berarti sudah berhasil menarik perhatian.
5. Pakai Kata Aktif
Subheading dengan kata-kata aktif terasa lebih hidup dan langsung ke poin utama. Gaya ini lebih efektif dibandingkan kalimat pasif yang terasa datar dan kurang bertenaga.
Misalnya, dibandingkan "Beberapa Hal yang Bisa Dipelajari dari Kesalahan Menulis", lebih baik pakai "Pelajari 5 Kesalahan Menulis agar Tidak Terulang". Versi kedua lebih tegas dan langsung memberi arahan kepada pembaca.
Kata kerja aktif seperti "pelajari", "hindari", atau "kuasai" membuat subheading terasa lebih dinamis. Pembaca jadi tahu apa yang harus dilakukan atau dipahami setelah membaca artikel.
Selain itu, gunakan kata yang spesifik. "Cara Menulis yang Baik" terdengar terlalu umum. Tapi kalau diganti dengan "Teknik Menulis agar Tulisan Lebih Menarik", pembaca lebih mudah membayangkan manfaat yang akan didapat.
Semakin jelas dan to the point, semakin besar kemungkinan pembaca tertarik untuk lanjut membaca.
6. Relevan dan Runtut
Subheading bukan sekadar pemanis dalam tulisan. Fungsinya membantu pembaca memahami isi dengan lebih cepat. Jadi, pastikan subheading selalu relevan dengan topik yang dibahas.
Misalnya, kalau artikel membahas cara menulis yang lebih menarik, jangan tiba-tiba pakai subheading seperti "Mengapa Menulis Itu Penting?". Ini terlalu umum dan kurang nyambung dengan inti pembahasan. Lebih baik gunakan "Trik Sederhana agar Tulisan Lebih Menarik", supaya pembaca tahu apa yang akan mereka dapatkan.
Struktur juga penting. Urutkan subheading sesuai alur yang logis. Mulai dari pengenalan, masalah, solusi, hingga kesimpulan. Kalau subheading melompat-lompat tanpa pola yang jelas, pembaca bisa bingung dan kehilangan fokus.
Bayangkan subheading sebagai peta dalam tulisan. Kalau tersusun dengan baik, pembaca bisa mengikuti alurnya tanpa merasa tersesat.
7. Format yang Mudah Dipindai
Subheading yang bagus nggak cuma menarik, tapi juga bikin tulisan lebih mudah dibaca. Salah satu caranya adalah menggunakan format yang gampang dipindai.
Pembaca zaman sekarang nggak selalu membaca dari awal sampai akhir. Banyak yang hanya ingin menangkap poin-poin penting. Kalau tulisan terlalu padat tanpa jeda, mereka bisa cepat bosan atau malah skip isinya.
Gunakan bullet point atau angka untuk merangkum informasi. Misalnya:
- Gunakan kata aktif biar tulisan terasa lebih hidup.
- Buat subheading pendek supaya lebih gampang dipahami.
- Gunakan angka kalau ada daftar tips atau langkah-langkah.
Kalau ada urutan langkah, lebih baik pakai angka:
- Pilih kata-kata yang jelas dan to the point.
- Hindari subheading yang terlalu panjang.
- Pastikan isinya sesuai dengan tulisan.
Dengan format seperti ini, pembaca bisa langsung menangkap isi tanpa harus membaca semuanya. Ini bikin mereka lebih betah dan lebih mungkin menyelesaikan bacaan sampai akhir.
Baca juga: Jangan Lupakan atau Abaikan Subheading! Gini Caranya Bikin Supaya Menarik
Menulis subheading yang menarik butuh latihan, tapi bukan sesuatu yang sulit. Selama subheadingnya jelas, relevan, dan bikin penasaran, pembaca pasti lebih betah. Gunakan kata-kata aktif, hindari yang terlalu panjang, dan sesuaikan dengan alur tulisan. Semakin mudah dipindai, semakin nyaman dibaca. Dengan trik sederhana ini, subheading bisa jadi senjata ampuh buat bikin tulisan lebih hidup dan nggak gampang dilewatkan.
Temukan tips menulis lainnya yang praktis dan inspiratif di Instagram Penulis Konten. Jangan lewatkan konten menarik yang bisa bantu meningkatkan skill menulismu!
0 comments