Langkah-Langkah Membuat Storytelling yang Menarik dan Berkesan
Storytelling bukan sekadar bercerita, tapi juga seni menyampaikan pesan dengan cara yang menarik. Cara membuat story telling yang efektif perlu alur yang jelas, emosi yang kuat, dan penyampaian yang natural.
Dengan teknik yang tepat, cerita bisa lebih hidup, mudah dipahami, dan meninggalkan kesan mendalam bagi pembaca.
Cara Membuat Story Telling
Kenapa? Karena storytelling—terutama kalau bisa dibangun dengan baik—bisa membuat orang terhubung secara emosional.
Setiap cerita perlu elemen penting seperti karakter yang relatable, konflik, dan akhir yang memuaskan. Dengan langkah yang tepat, cerita bisa lebih berkesan dan tidak mudah dilupakan.
Lalu, gimana caranya membuat story telling dalam sebuah artikel informatif? Nah, ini ada triknya.
1. Tentukan Tujuan
Sebelum mulai menulis, pastikan sudah jelas apa yang ingin disampaikan. Apakah ingin menginspirasi, mengedukasi, atau sekadar menghibur?
Menentukan tujuan sejak awal akan membantu menjaga alur tetap fokus dan enggak melebar ke mana-mana. Misalnya, jika ingin membuat storytelling untuk brand, tujuannya bisa membangun koneksi emosional dengan pembaca atau memperkenalkan nilai-nilai produk secara halus. Jika untuk hiburan, pastikan ceritanya menarik dan mudah dinikmati.
Dengan tujuan yang jelas, storytelling akan terasa lebih kuat dan meninggalkan kesan yang mendalam.
Baca juga: Manfaat Storytelling dalam Menulis Online
2. Kenali Pembaca
Sebelum mulai menyusun cerita, penting untuk memahami siapa yang akan mendengarkan atau membacanya. Apakah anak-anak, remaja, pekerja kantoran, atau komunitas tertentu?
Setiap kelompok punya cara berpikir dan preferensi yang berbeda, jadi gaya bercerita harus disesuaikan biar lebih nyambung. Misalnya, kalau pembacanya anak muda di media sosial, gunakan bahasa yang santai dan relatable. Kalau untuk profesional, pakai gaya yang lebih formal tapi tetap mengalir. Makin dekat cerita dengan pengalaman atau emosi pembaca, makin mudah mereka terhubung dan terpengaruh oleh pesan yang disampaikan.
3. Buat Karakter yang Relatable
Karakter yang kuat adalah kunci dalam membuat story telling yang menarik. Tokoh dalam cerita harus punya sifat, pengalaman, atau perasaan yang bisa dikenali pembaca. Saat karakter terasa nyata, pembaca pun akan lebih mudah terhubung secara emosional dan ikut merasakan perjalanan mereka.
Misalnya, kalau cerita tentang perjuangan merintis usaha, gambarkan tokoh yang mengalami tantangan yang sering dialami banyak orang, seperti modal terbatas atau takut gagal. Kalau targetnya anak muda, buat karakter yang menghadapi dilema sehari-hari, seperti mencari passion atau menghadapi tekanan sosial.
Tambahkan detail kecil yang membuat karakter lebih hidup, seperti kebiasaan unik, cara berbicara, atau reaksi khas terhadap situasi tertentu. Semakin autentik, semakin besar kemungkinan pembaca merasa, "Wah, ini gue banget!" dan terus mengikuti cerita sampai akhir.
4. Gunakan Struktur yang Jelas
Cerita yang menarik butuh alur yang rapi, biar pembaca nggak bingung atau kehilangan minat di tengah jalan. Struktur klasik yang paling sering dipakai adalah pembukaan, konflik, dan penyelesaian.
Pembukaan yang Menarik
Awal cerita harus bisa langsung menangkap perhatian. Bisa dengan pertanyaan, kejadian mengejutkan, atau deskripsi yang membangun rasa penasaran. Misalnya, “Bayangkan kalau tiba-tiba bisnis yang sudah dibangun bertahun-tahun ambruk dalam semalam …” Kalimat seperti ini bikin pembaca ingin tahu kelanjutannya.
Konflik yang Membangun Ketegangan
Konflik adalah bagian terpenting yang bikin cerita hidup. Ini bisa berupa tantangan, dilema, atau hambatan yang harus dihadapi tokoh. Semakin kuat konflik, semakin besar rasa penasaran pembaca untuk melihat bagaimana tokoh mengatasinya.
Penyelesaian yang Memuaskan
Akhiri cerita dengan penyelesaian yang memberi dampak. Bisa berupa solusi, pelajaran hidup, atau twist yang bikin pembaca berpikir. Yang penting, jangan biarkan cerita menggantung tanpa arah kecuali memang tujuannya bikin penasaran untuk kelanjutan cerita berikutnya.
Dengan struktur yang jelas, storytelling jadi lebih enak diikuti dan punya efek yang lebih kuat.
5. Tambahkan Emosi
Cerita yang berkesan bukan sekadar rangkaian kejadian, tapi juga yang bisa bikin pembaca merasa ikut mengalami setiap momennya. Supaya storytelling terasa hidup, masukkan elemen emosi seperti harapan, ketegangan, atau kejutan.
Gunakan bahasa yang menggugah perasaan, seperti “Duh, jadi deg-degan”, “Kutarik napas panjang, mencoba menenangkan diri…”, atau “Saat semua terasa sia-sia, tiba-tiba sesuatu terjadi…” Kalimat seperti ini membuat pembaca lebih terhanyut dalam cerita.
Semakin kuat emosinya, semakin besar dampaknya di benak pembaca.
6. Gunakan Detail yang Relevan
Detail dalam cerita itu penting, tapi harus pas—cukup untuk membangun suasana, tanpa berlebihan sampai bikin bosan. Deskripsi yang tepat bisa membuat pembaca merasa seperti berada langsung di dalam cerita, tapi kalau terlalu panjang atau terlalu teknis, justru bisa bikin mereka kehilangan fokus.
Intinya, gunakan detail secukupnya untuk memperkaya cerita, bukan membebani. Detail yang tepat bisa membuat storytelling lebih hidup dan mudah diingat.
7. Buat Penyampaian yang Natural
Storytelling yang baik harus terasa mengalir, seperti percakapan yang nyaman didengar. Nggak perlu pakai kata-kata rumit atau kalimat yang terlalu panjang. Lebih baik pakai gaya bahasa yang lugas tapi tetap menarik.
Bahasa yang terlalu kaku atau terlalu dibuat-buat justru bisa bikin pembaca sulit terhubung dengan cerita. Kuncinya adalah menyesuaikan cara penyampaian dengan konteks cerita dan target pembaca.
Kalau ceritanya santai, pakai bahasa yang lebih kasual. Kalau settingnya formal, sesuaikan dengan gaya yang lebih profesional. Misalnya, dialog seorang anak muda tentu berbeda dengan gaya bicara seorang pebisnis senior. Ini penting supaya karakter dan suasana terasa lebih nyata.
Baca juga: Menulis Storytelling Agar Menarik dan Tidak Membosankan
Storytelling yang menarik butuh alur yang jelas, emosi yang kuat, dan penyampaian yang natural. Dengan memahami cara membuat story telling yang efektif, cerita bisa lebih hidup dan berkesan. Latihan dan eksperimen adalah kunci untuk menemukan gaya yang paling pas. Semakin sering bercerita, semakin mudah menyusun kisah yang bisa memikat pembaca.
0 comments