Cara Menulis Artikel dengan Rapi (3000+ Kata)
Di tengah maraknya konten digital saat ini, kemampuan untuk
menyampaikan informasi atau pandangan kita melalui tulisan yang terstruktur
dengan baik menjadi semakin penting. Menguasai cara menulis artikel yang rapi enggak
hanya membantu dalam menyampaikan pesan kita dengan jelas, tetapi juga dalam
menarik dan mempertahankan perhatian pembaca.
Sudah seharusnya, seorang penulis mempertimbangkan setiap
detail dari artikel yang akan dibuat; mulai dari pemilihan kata yang tepat,
struktur paragraf yang logis, hingga penyajian data yang menarik.
Nah, dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa langkah
cara menulis artikel yang rapi dan profesional.
Caution: artikel ini bakalan panjang, 3000 kata lebih,
karena saya memang ingin membahasnya from A to Z. Saya biasanya akan memecah
artikel seperti ini dalam beberapa postingan. Namun, berhubung akhir-akhir ini
saya semakin sibuk (baca: malas), maka kali ini saya menjadikannya satu. Biar
sekali kerja. Next article bisa move on.
Cara Menulis Artikel yang Rapi
Ada perbedaan besar antara menulis artikel dan menulis
artikel yang benar-benar dapat memengaruhi dan memberikan nilai tambah kepada
pembaca.
Memahami dasar-dasar penulisan yang baik dan cara menulis
artikel yang rapi adalah kunci untuk membangun komunikasi yang efektif dan
menciptakan tulisan yang berkualitas. Dengan memprioritaskan kejelasan,
konsistensi, dan struktur yang baik, kamu akan menjembatani jarak antara
ide-ide kamu dengan para pembaca yang ingin mendapatkan informasi atau wawasan
baru melalui tulisan yang kamu buat.
So, apa saja nih yang perlu diperhatikan?
1. Struktur yang Jelas
Cara menulis artikel yang rapi, artinya kita harus
memperhatikan struktur atau kerangka dari tulisan tersebut supaya orang yang
membaca bisa mengikuti alur pikiran kita dengan mudah. Struktur artikel umumnya
terdiri atas 3 bagian: pembuka atau pengenalan, isi, dan kemudian penutup.
Pengenalan
Di bagian ini, kita harus memberi tahu pembaca tentang topik
apa yang akan kita bahas. Kita bisa mulai dengan menjelaskan latar belakang
atau mengajukan pertanyaan yang menarik untuk "membangkitkan" rasa
ingin tahu pembaca. Bagian ini seharusnya tidak terlalu panjang, enggak ribet
dan mbulet—langsung saja ke pokok persoalan.
Isi
Setelah pembaca tahu apa yang akan kita bahas, kita masuk ke
bagian isi. Di bagian ini, kita membahas semua poin atau argumen yang kita
miliki terkait topik tersebut. Kita harus memastikan bahwa setiap poin yang
kita sebutkan jelas dan mudah dimengerti.
Lebih baik lagi jika kita mengatur poin-poin tersebut secara
logis, misalnya dari yang paling penting sampai yang paling tidak penting, atau
dari yang paling mudah dijelaskan sampai yang paling kompleks. Usahakan untuk
memberikan contoh atau data pendukung untuk memperkuat argumen kita.
Kesimpulan
Setelah kita menjelaskan semua poin atau argumen kita, kita
masuk ke bagian kesimpulan. Di sini, kita merangkum apa yang telah kita bahas
dan memberikan penutup yang kuat untuk tulisan kita. Kita bisa juga memberikan
saran atau rekomendasi berdasarkan apa yang telah kita diskusikan.
Selain membagi tulisan menjadi tiga bagian ini, kita juga
harus memastikan bahwa bagian-bagian ini saling terkait. Artinya, apa yang kita
bahas di bagian satu harus berhubungan dengan bagian dua, dan begitu pula
dengan bagian tiga. Dengan cara ini, pembaca akan merasa bahwa tulisan kita
memiliki "alur" yang jelas dan bisa mengikuti argumen kita dari awal
sampai akhir dengan mudah.
Dengan memiliki struktur yang jelas ini, tulisan kita tidak
hanya akan terlihat lebih rapi dan terorganisasi dengan baik, tetapi juga akan
lebih meyakinkan dan mudah dimengerti bagi pembaca.
2. Penataan Paragraf
Penataan paragraf itu ibarat membangun rumah yang rapi dan
nyaman. Setiap paragraf adalah sebuah "kamar" di mana kita membahas
satu topik atau ide khusus.
Jangan sampai dalam satu kamar itu, perabotannya berdesakan.
So, jangan memasukkan terlalu banyak perabotan (atau ide) dalam satu
"kamar" agar tidak terkesan berantakan dan pembaca atau
"pengunjung" tidak bingung.
Mari kita uraikan lebih lanjut.
Fokus pada Satu Ide atau Poin
Dalam satu paragraf, kita harus memfokuskan pada satu ide
atau poin utama saja. Dengan begitu, pembaca dapat mengerti dan menangkap
maksud kita dengan lebih mudah. Ini juga akan membuat tulisan kita lebih
sistematis dan tidak melebar ke mana-mana.
Menyediakan Informasi yang Relevan
Setelah kita memutuskan ide atau poin apa yang ingin kita
bahas di sebuah paragraf, kita harus memberikan informasi atau data yang
mendukung ide atau poin tersebut. Informasi ini bisa berupa fakta, contoh, atau
alasan lain yang menjelaskan mengapa ide atau poin kita penting untuk dibahas.
Transisi yang Halus
Ketika kita berpindah dari satu paragraf ke paragraf
lainnya, kita harus memastikan ada "jembatan" atau koneksi yang logis
antara keduanya. Ini bisa kita lakukan dengan menciptakan kalimat transisi yang
membantu membawa pembaca dari satu ide ke ide berikutnya dengan cara yang alami
dan logis.
Baca juga: Teknik Bridging
dalam Menulis Artikel
Kesesuaian dengan Konteks Keseluruhan
Walaupun setiap paragraf membahas satu ide atau poin,
paragraf-paragraf ini harus saling berkaitan satu sama lain untuk membentuk
sebuah narasi atau argumen yang koheren dan menyeluruh. Jadi, kita harus selalu
memikirkan bagaimana paragraf saat ini cocok dengan paragraf sebelum dan
sesudahnya.
Dengan menata paragraf dengan cara ini, kita dapat
menciptakan tulisan yang tidak hanya sistematis sehingga mudah diikuti, tetapi
juga menyenangkan untuk dibaca. Dengan tulisan yang sistematif, pembaca bisa
mengikuti alur pikiran kita dengan lebih mudah dan mengerti poin yang ingin
kita sampaikan.
3. Penggunaan Tata Bahasa dan Ejaan yang Tepat
Membicarakan penggunaan tata bahasa dan ejaan yang tepat
ibarat memikirkan pakaian yang rapi dan bersih yang kita kenakan ketika pergi
ke acara penting. Dengan memakai pakaian yang rapi, kita menunjukkan bahwa kita
peduli dan menghormati orang lain yang hadir di acara tersebut.
Sama halnya dengan tulisan, menggunakan tata bahasa dan
ejaan yang benar menunjukkan bahwa kita peduli terhadap pembaca dan ingin
menyajikan informasi dengan cara yang jelas dan terstruktur.
Berikut ini adalah beberapa poin yang bisa kita
pertimbangkan.
Menghindari Kesalahan Tata Bahasa
Kesalahan tata bahasa bisa membuat kalimat menjadi sulit
dimengerti. Oleh karena itu, kita harus memastikan bahwa kita menggunakan
struktur kalimat yang benar dan mengikuti aturan-aturan tata bahasa yang sudah
ditetapkan. Misalnya, memastikan subjek dan predikat dalam satu kalimat cocok
satu sama lain.
Menghindari Kesalahan Ejaan
Kesalahan ejaan bisa membuat pembaca bingung dan
mempertanyakan kredibilitas tulisan kita. Oleh karena itu, kita seharusnya
selalu memeriksa ejaan kata-kata dalam tulisan kita, menggunakan tools seperti
spell checker atau kamus dapat membantu.
Menggunakan Kata yang Tepat
Selain memperhatikan tata bahasa dan ejaan, kita juga harus
memastikan bahwa kita menggunakan kata-kata yang tepat untuk menyampaikan pesan
kita. Artinya, kita harus memilih kata-kata yang tepat sesuai dengan konteks
dan nuansa yang ingin kita sampaikan dalam tulisan.
Membaca Ulang Tulisan
Setelah kita selesai menulis, sangat penting untuk membaca
ulang tulisan kita. Dengan membaca ulang, kita bisa menangkap
kesalahan-kesalahan yang mungkin terlewatkan saat kita menulis.
Meminta Bantuan Orang Lain
Kadang-kadang, kita sendiri sulit melihat kesalahan dalam
tulisan kita. Oleh karena itu, bisa sangat membantu untuk meminta orang lain
membaca dan memberikan masukan atau koreksi terhadap tulisan kita.
Dengan memperhatikan aspek-aspek ini, kita akan menciptakan
tulisan yang tidak hanya bebas dari kesalahan tata bahasa dan ejaan, tetapi
juga lebih mudah dimengerti dan dihargai oleh pembaca. Dengan kata lain, kita
akan membuat tulisan yang lebih "rapi" dan "berwibawa".
Baca juga: 5 Kesalahan
Penulis sehingga Artikel yang Dihasilkannya Kurang Bisa Dipahami
4. Format dan Penyajian yang Konsisten
Saat kita menulis, penting juga untuk menjaga agar
tampilannya terlihat rapi dan mudah diikuti oleh pembaca. Kita bisa
membayangkannya seperti saat kita merapikan kamar; semuanya harus diletakkan di
tempat yang tepat dan terlihat serasi.
Bullet Points
Ini adalah simbol atau tanda yang digunakan untuk
mencantumkan beberapa poin secara terpisah. Bullet points ini membantu untuk
memecah informasi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan lebih mudah
dicerna.
Jadi, jika kita memiliki daftar atau beberapa poin yang
ingin kita sampaikan, kita bisa menggunakan bullet points.
Subheadings
Subheadings adalah judul kecil yang kita gunakan untuk
membagi tulisan kita menjadi bagian-bagian yang berbeda. Ini seperti memberi
nama pada setiap "kamar" di rumah kita, sehingga kita tahu apa yang
ada di setiap bagian.
Tabel
Kadang-kadang, kita memiliki data atau informasi yang lebih
mudah dipahami jika disajikan dalam bentuk tabel. Tabel membantu kita untuk
mengatur informasi dengan rapi dan memudahkan pembaca untuk membandingkan data
yang berbeda.
Revisi dan Penyempurnaan
Setelah kita menyelesaikan tulisan, kita harus mengulasnya
kembali untuk memastikan bahwa formatnya konsisten. Kita mungkin perlu
menyesuaikan beberapa hal untuk membuatnya terlihat lebih rapi.
Dengan menggunakan format dan penyajian yang konsisten, kita
bisa membuat tulisan kita terlihat lebih profesional dan memudahkan pembaca
untuk mengikuti dan memahami apa yang ingin kita sampaikan.
Seperti kamar yang rapi, tulisan yang sistematis akan
membuat "pengunjung" atau pembaca merasa nyaman dan mudah menemukan
apa yang mereka cari.
5. Gaya Bahasa yang Sesuai
Menggunakan gaya bahasa yang sesuai itu seperti memilih
pakaian yang tepat untuk acara yang berbeda. Kita tidak akan memakai piama ke
kantor atau pakai jas ke pantai, ya kan? Sama halnya dengan tulisan, kita perlu
"memakai" gaya bahasa yang cocok dengan situasi atau
"acara" tertentu.
Kalau kata Uda Ivan Lanin mah, berbahasa yang baik adalah
ketika kita menggunakan bahasa sesuai dengan konteks.Mari kita uraikan lebih
lanjut.
Mengenal Audiens
Kita harus tahu siapa yang akan membaca tulisan kita. Berapa
usia mereka? Pasalnya, cara berbicara mereka yang berusia 20-an tahun akan
berbeda dengan mereka yang berusia 40-an. Apalagi anak-anak usia belasan, beda
banget.
Dari situ, kita bisa menyesuaikan gaya bahasa kita agar
cocok dengan pembaca.
Menyesuaikan dengan Konteks
Konteks adalah situasi atau latar belakang di mana kita
menulis. Misalnya, jika kita menulis laporan untuk sekolah atau kantor,
sebaiknya kita menggunakan bahasa yang lebih formal dan resmi. Sedangkan jika
kita menulis untuk blog atau media sosial pribadi, kita bisa menggunakan gaya
bahasa yang lebih santai dan bebas.
Kalau untuk artikel media online gimana? Nah, ini juga harus
diselaraskan. Coba cek artikel-artikel lainnya. Dari situ akan terlihat
bagaimana gaya bahasa yang dipakai, dan kita harus menyesuaikannya.
Ada beberapa gaya bahasa yang kita kenal:
- · Gaya Bahasa Formal. Dalam tulisan akademis atau laporan resmi, kita harus menggunakan bahasa yang rapi, jelas, dan terstruktur. Kita harus menghindari bahasa gaul atau slang dan menggunakan kalimat yang benar secara gramatikal.
- · Gaya Bahasa Santai. Untuk tulisan seperti blog pribadi atau postingan media sosial, kita bebas untuk menggunakan gaya yang lebih santai. Kita bisa menggunakan kata-kata sehari-hari, bahasa gaul, atau bahkan menciptakan kata-kata baru yang mencerminkan kepribadian kita.
- · Variasi Gaya Bahasa. Terkadang, kita mungkin perlu mencampur beberapa gaya bahasa dalam satu tulisan, tergantung pada konteks dan audiens. Yang penting adalah kita harus konsisten dan tidak mencampuradukkan gaya bahasa dengan sembarangan.
Dengan memilih gaya bahasa yang sesuai, kita akan dapat
"berkomunikasi" dengan pembaca kita dengan lebih baik, karena kita
menggunakan "bahasa" yang mereka mengerti dan nyaman. Hal ini akan
membuat tulisan kita lebih menarik dan mudah dicerna oleh pembaca, sehingga
mereka lebih mungkin untuk terlibat dan menikmati apa yang kita tulis.
6. Kekuatan dan Kejelasan Diksi
Ketika kita menulis, pemilihan kata atau "diksi"
kita sangat penting. Bayangkan kita sedang bercerita kepada seorang teman. Kita
ingin menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti dan menjelaskan hal-hal
dengan cara yang sederhana dan langsung, bukan?
Nah, inilah sebabnya mengapa kita perlu memperhatikan
kekuatan dan kejelasan diksi kita saat menulis. Mari kita bahas lebih detail.
Memilih Kata yang Tepat
Kita harus memilih kata-kata yang tepat untuk menyampaikan
pesan kita. Kata-kata yang tepat akan membuat pesan kita lebih kuat dan jelas.
Sebagai contoh, daripada mengatakan "sangat baik," kita mungkin bisa
menggunakan kata "luar biasa" untuk memberikan dampak yang lebih
besar.
Kalimat yang Jelas dan Ringkas
Tulisan kita harus terdiri dari kalimat-kalimat yang
sederhana dan mudah dimengerti. Kita harus menghindari membuat kalimat yang
terlalu panjang dan rumit yang bisa membingungkan pembaca. Cobalah untuk
menyampaikan satu ide dalam satu kalimat, sehingga pembaca tidak
"tersesat" saat membaca. Hindari anak kalimat lebih dari satu. Jika
mungkin memecahnya menjadi 2 kalimat, itu akan lebih baik.
Menghindari Jargon
Jargon adalah kata-kata atau frasa yang biasanya hanya
dimengerti oleh sekelompok orang tertentu, biasanya dalam bidang profesional
atau industri tertentu.
Kita harus menghindari menggunakan jargon kecuali jika kita
yakin bahwa pembaca kita akan mengerti. Jika kita harus menggunakan jargon,
sebaiknya kita menjelaskan artinya agar semua orang bisa mengerti.
Membuat Tulisan yang Menarik
Dengan menggunakan kata-kata yang tepat dan kalimat yang
jelas, tulisan kita akan menjadi lebih menarik. Pembaca akan lebih mudah
"terseret" ke dalam cerita atau informasi yang kita sampaikan, dan
mereka akan lebih mungkin untuk terus membaca hingga akhir.
Menghindari Pengulangan
Kita juga harus berusaha untuk tidak mengulangi kata-kata
atau ide yang sama berulang-ulang. Pengulangan bisa membuat tulisan kita
terdengar monoton dan membosankan. Cobalah untuk mencari sinonim atau cara-cara
baru untuk menyampaikan ide yang sama agar tulisan kita tetap segar dan
menarik.
Dengan memperhatikan kekuatan dan kejelasan diksi kita, kita
bisa membuat tulisan yang tidak hanya mudah dimengerti tetapi juga menyenangkan
untuk dibaca. Ini akan membantu kita untuk lebih efektif dalam menyampaikan
pesan atau cerita kita kepada pembaca.
Baca juga: Teknik Parafrasa:
Pengertian dan Alasan Mengapa Penting untuk Dipelajari
7. Referensi dan Kutipan yang Tepat
Ketika kita menulis sesuatu dan mengambil informasi dari
tempat lain, seperti buku, artikel, atau situs web, kita perlu memberi tahu
pembaca dari mana kita mendapat informasi itu. Ini seperti ketika kita memberi
tahu teman kita dari mana kita mendengar sebuah kabar atau cerita.
Mari kita bahas mengapa dan bagaimana kita harus melakukannya.
Menunjukkan dari mana Informasi Berasal
Kita perlu memberi tahu pembaca dari mana kita mendapatkan
data atau fakta yang kita sebutkan dalam tulisan kita. Hal ini akan membantu
mereka untuk mengetahui bahwa informasi yang kita berikan adalah benar dan
dapat diandalkan.
Menghargai Pekerjaan Orang Lain
Ketika kita menggunakan informasi dari sumber lain, kita
sebenarnya menggunakan hasil pekerjaan atau penelitian orang lain. Dengan
menyertakan referensi atau kutipan, kita menunjukkan penghargaan kepada mereka
karena telah berbagi pengetahuan mereka.
Meningkatkan Kredibilitas Tulisan
Dengan memberi tahu dari mana kita mendapatkan informasi,
kita membuat tulisan kita terlihat lebih dapat dipercaya. Pembaca akan tahu
bahwa kita tidak hanya "membuat-buat" informasi, tetapi bahwa itu
didasarkan pada sumber yang benar-benar ada.
Menghindari Plagiarisme
Plagiarisme adalah ketika kita mengambil kata-kata atau ide
orang lain dan mengakuinya sebagai milik kita. Kalau menurut saya, ini adalah
kejahatan terbesar dalam dunia kepenulisan.
Dengan menyertakan referensi dan kutipan yang tepat, kita
menunjukkan bahwa kita adalah penulis yang jujur dan etis.
Lalu bagaimana cara memberikan kutipan yang baik?
Ada beberapa cara untuk melakukan ini. Kita bisa menyebutkan
nama penulis dan judul buku atau artikel di mana kita mendapatkan informasi
terkait. Juga, kita bisa menyediakan tautan ke situs web atau mencantumkan
semua sumber kita di akhir tulisan dalam daftar referensi.
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, kita akan membuat
tulisan kita lebih kuat dan lebih menghargai pekerjaan orang lain. Ini adalah
praktik yang baik dan sesuatu yang dihargai oleh pembaca dan penulis
profesional.
Baca juga: Tip
Menulis Artikel Blog Bebas Plagiarisme
8. Pembagian Konten yang Sistematis
Ketika kita menulis, terkadang kita memiliki banyak
informasi yang ingin kita sampaikan. Untuk memastikan bahwa pembaca bisa
mengikuti dan memahami apa yang kita tulis dengan mudah, kita perlu mengatur
informasi tersebut dengan cara yang logis dan terstruktur.
Berikut adalah cara untuk melakukan itu dengan pembagian
konten yang sistematis.
Menggunakan Judul dan Subjudul
Judul adalah kalimat atau frasa yang memberi tahu pembaca
tentang topik atau isi dari bagian tertentu dalam tulisan kita. Subjudul adalah
judul "kecil" yang digunakan untuk membagi bagian-bagian besar ke
dalam bagian yang lebih kecil. Sub-bagian ini akan membantu pembaca untuk
mendapatkan gambaran lebih detail atau poin-poin penting dalam topik yang
sedang dibahas.
Membantu Pembaca Menemukan Informasi
Dengan membagi konten kita menjadi bagian-bagian yang sistematis
dengan judul dan subjudul, kita membantu pembaca untuk menemukan informasi yang
mereka cari dengan lebih cepat. Ibaratnya kayak punya peta yang menunjukkan di
mana semua tempat yang menarik berada di sebuah kota.
Menyusun dari yang Umum ke yang Spesifik
Saat membagi konten, mulailah dengan ide atau informasi yang
lebih umum, lalu perlahan beralih ke detail yang lebih spesifik. Hal ini akan
membantu pembaca untuk mengikuti alur pemikiran kita dengan lebih mudah.
Membuat Tulisan Lebih Menarik
Judul dan subjudul juga bisa membuat tulisan kita lebih
menarik. Dengan memberikan "nama" untuk setiap bagian, kita
memberikan semacam "teaser" atau "cuplikan" yang bisa
menarik minat pembaca untuk terus membaca.
Menghindari Kebingungan
Bayangkan jika kita memiliki kumpulan mainan yang
berbeda-beda semua dicampur jadi satu. Bakalan sulit kan ya, untuk menemukan
apa yang kita cari?
Sama halnya dengan tulisan, jika kita tidak membaginya
menjadi bagian yang sistematis, pembaca bisa bingung dan kesulitan menemukan
informasi yang mereka ingin ketahui.
Mudah untuk Dikaji Kembali
Bagi pembaca yang ingin mengkaji kembali informasi di masa
depan, memiliki konten yang terbagi dengan baik memudahkan mereka untuk
menemukan bagian atau informasi spesifik yang ingin mereka baca ulang.
Jadi, dengan membagi konten kita dengan cara yang logis dan
terstruktur, kita membantu pembaca untuk lebih mudah mengikuti, mengerti, dan
menikmati tulisan kita, sekaligus membuat tulisan kita terlihat lebih rapi dan
profesional.
9. Kesesuaian antara Konten dan Tujuan
Ketika kita menulis sesuatu, tujuannya adalah untuk
menyampaikan informasi atau cerita kepada pembaca. Oleh karena itu, kita harus
memastikan bahwa apa yang kita tulis sesuai dengan apa yang ingin kita capai
atau sampaikan melalui tulisan kita.
Memahami Tujuan Tulisan
Sebelum kita mulai menulis, kita harus jelas tentang apa
tujuan kita. Apakah kita ingin menginformasikan sesuatu, memengaruhi orang,
atau hanya menghibur? Tujuan ini akan membuat kita bisa memilih konten yang
tepat.
Memilih Konten yang Relevan
Setelah kita tahu tujuan kita, kita bisa mulai memilih
konten yang akan membantu kita mencapainya. Misalnya, jika tujuan kita adalah
untuk menginformasikan orang tentang topik tertentu, kita harus memilih fakta
dan informasi yang relevan dengan topik tersebut.
Menghindari Informasi yang Tidak Perlu
Kita harus menghindari memasukkan informasi yang tidak
membantu kita mencapai tujuan kita. Informasi yang tidak perlu hanya akan
membuat tulisan kita menjadi berantakan dan membingungkan pembaca.
Membuat Tulisan yang Fokus
Dengan memastikan bahwa semua konten kita relevan dengan
tujuan kita, kita membuat tulisan kita lebih fokus. Ini berarti bahwa pembaca
akan lebih mudah mengikuti alur pikiran kita dan memahami pesan yang ingin kita
sampaikan.
Memberikan Nilai kepada Pembaca
Kita juga ingin memastikan bahwa tulisan kita memberikan
nilai kepada pembaca. Ini berarti bahwa mereka harus mendapatkan sesuatu dari
waktu yang mereka habiskan untuk membaca tulisan kita, baik itu pengetahuan
baru, pandangan yang berbeda, atau hiburan.
Merevisi untuk Memastikan Kesesuaian
Setelah kita selesai menulis, kita harus membaca ulang
tulisan kita dan memastikan bahwa semua bagian dari tulisan kita selaras dengan
tujuan kita. Jika kita menemukan bagian yang tidak cocok, kita harus berani
untuk mengedit atau bahkan menghapusnya.
Jadi, untuk membuat tulisan yang rapi dan efektif, kita
harus selalu memikirkan tujuan kita dan memilih konten yang membantu kita
mencapai tujuan itu. Ini akan membuat tulisan kita lebih berarti dan berharga,
baik untuk kita maupun untuk pembaca kita.
Kalau kamu sudah sampai di sini, selamat! Kamu baru saja
menyelesaikan artikel sepanjang 3000 kata, yang biasanya saya pecah menjadi beberapa
artikel pendek. Selamat, karena kamu seharusnya sekarang sudah tahu seperti apa
tulisan atau artikel yang rapi itu, dan mengapa kita butuh membuat tulisan kita
rapi.
Cara menulis artikel bisa saja berbeda di setiap penulis,
tetapi hasil akhir tetaplah yang menentukan, apakah artikelmu bisa mengomunikasikan
pesan dengan baik, bisa menyampaikan masalah dengan tuntas atau enggak.
Jika enggak, mungkin ada bagian yang tidak sesuai dengan
penjabaran yang sudah dijelaskan di atas. Yuk, cek lagi.
4 comments
Sekarang adanya AI Writer tool jadi memudahkan ya, meskipun tidak cuma copy paste, tapi paling tidak memudahkan untuk mendapatkan referensi tambahan.
BalasHapusizin bookmark in postingannya ya kak buat referensi menulis saya nanti
BalasHapusKapan saya bisa menulis begini ya?😕
BalasHapusMbak, saya mau tanya, kalau artikel yang dikhususkan untuk blog website company profile atau web bisnis gitu lah, efektif tidak ya kalau artikelnya panjang seperti ini. Soalnya kadang ada yang berupa tutorial, tapi takutnya pembacanya jenuh.
BalasHapus