5 Cara Menjadi Bloger Tanpa Kemampuan Menulis
Aeh, kenapakah merasa nggak pinter nulis?
Padahal banyak yang lain, yang kepedean, tapi sebenarnya juga ... tiiiiiiiiitttt! *sensor*
Anyway, ada banyak sekali memang yang merasa dirinya sendiri nggak punya kemampuan menulis, dan kemudian menghentikan niat untuk menjadi bloger. Apalagi saat melihat betapa artikel yang ditulis orang-orang itu bagus dan enak dibaca. Rasanya semakin ingin ikut berbagi cerita sendiri, tapi semakin minder juga…
Jadi sebenarnya, bisa nggak sih menjadi bloger, tapi tanpa kemampuan menulis?
Jawabannya, bisa. Begini caranya.
Menjadi Bloger Tanpa Kemampuan Menulis
1. Punya bahan
Jadi gini, menjadi bloger itu gampang kok (ya terlepas motivasimu untuk jadi bloger ya, pastinya). Tapi beneran, jadi bloger itu gampang.Selama kamu punya bahan untuk diceritakan, maka kamu bisa jadi logger. Kamu tahu nggak, beberapa bloger (yang mungkin lagi baca artikel ini #eeh *dikeplakin*) kadang suka ngeblank, nggak punya bahan buat ditulis di blognya. Mereka sampai harus mencari-cari ide dulu baru bisa menulis. Kadang malah terlalu dipaksakan, hingga isinya belum tentu sesuai dengan tema utama atau niche blognya.
Sebagian lain jarang update blog, karena kehabisan bahan tulisan. Jadi mereka kadang rutin menulis, kadang berhibernasi. (Lebih sering hibernasinya) Atau, kalau enggak ada pesanan, ya enggak nulis, lantaran ya ... itu tadi. Nggak tahu mau nulis apaan tanpa pesanan orang.
#Eaaaa.
Pasti banyak yang pengin jitak saya ya?
*sodorin buah kelapa* Karena lagi physical distancing, sok jitak kelapanya dulu. Nanti kalau udah boleh ketemuan, boleh ketemu saya langsung buat jitak. Saya tunggu di pengkolan.
Kembali ke laptop.
Tapi, di samping semua bloger yang enggak tahu mau nulis apaan itu, tentu ada bloger yang konsisten menjaga ritme, dan biasanya merekalah yang bisa dijadikan panutan. Dari membaca tulisan-tulisan mereka, sedikit banyak pasti dapat petunjuk tentang bagaimana menjadikan blog tetap hidup. Yaitu ide yang selalu mengalir.
Jadi, apa syarat untuk menjadi bloger? Yes, ada bahan tulisan.
Gosah pusing sama teknik ina inu. Asalkan kamu punya bahan buat ditulis, sok, kamu bisa jadi bloger.
2. Punya target pembaca
Ini mestinya ditentukan sedari awal punya niat blogging. Kamu harus tahu siapa saja yang sekiranya akan membaca tulisanmu. Siapa saja yang akan butuh bahan yang akan kamu share.Target pembaca itulah yang akan sejalan dengan tema utama atau niche blog kamu. Sedangkan niche blog itu sejalan dengan passion atau minat kamu.
Nah, bisa lihat hubungannya kan ya?
Nah, bisa lihat hubungannya kan ya?
Passion >> niche >> target pembaca.
Dan, bukannya "passion >> siapa saja yang mau baca >> niche".
Kenapa harus ada niche di situ? Kenapa mesti mikirin niche?
Karena niche akan sangat berpengaruh pada orang yang mencari bahan yang kamu share itu. Niche akan membentuk branding profesionalmu. Niche-lah yang akan membuat orang ingat akan kamu.
Tentunya, kamu pengin punya blog yang dibaca orang kan?
Kalau kamu suka dengan berbagai hal tentang perjalanan, maka kamu akan banyak menuliskan tentang topik traveling. Artikel-artikel tentang tempat wisata, tip perjalanan, cara membuat paspor, biaya liburan dan sejenisnya akan jadi judul-judul di blogmu. Sampai sini, sudah kelihatan kan, target pembacanya adalah orang-orang dengan kesukaan juga kebutuhan yang sama, yaitu para traveler.
Pertahankan mereka dengan terus berbagi cerita yang sesuai dengan tema utama blogmu.
Pertahankan mereka dengan terus berbagi cerita yang sesuai dengan tema utama blogmu.
3. Mau belajar
Nah, kadang yang jadi permasalahan adalah memang bagaimana caranya menyampaikan pesan dengan benar.
Ini yang kadang jadi batu sandungan buat mereka yang merasa enggak punya kemampuan menulis.
Ada orang yang kalau nyampein pesan itu muter-muter nggak keruan. Ada yang kalau membuat kalimat itu enggak nyambung antara satu kata dengan yang lain.
Well, you know what.
Menulis itu bukan hanya bakat.
Saya selalu percaya, bahwa menulis = 10% bakat, 60% latihan, dan 30% mau belajar.
Kamu bisa melatihnya. Cara melatih kemampuan nulis itu gimana? Ada di artikel ini.
Nggak susah, prinsipnya adalah orang lain bisa ngerti maksudmu. Udah.
Kamu butuh bakat menulis, kalau kamu mau nulis novel, fiksi, puisi, dan sejenisnya. Untuk menjadi bloger, kamu nggak butuh bakat menulis. Kamu cuma butuh latihan supaya bisa menyampaikan pesan dengan benar.
4. First step: make a listicle
Baik, sekarang adalah tentang tulisannya.Kalau kamu merasa bukan penulis, maka listicle adalah format tulisan blog yang paling pas buatmu.
Listicle itu apa?
Ya, ini kayak artikel yang sedang kamu baca ini. Terdiri atas pembuka, lalu poin-poin, dan diakhiri penutup.
Kenapa saya hobi bikin listicle? Ya, karena paling gampang bikinnya! Menurut ngana? Wqwqwq.
Atau, mau bikin format story telling? Ya, enggak apa. Kadang orang memang keahliannya bisa berbeda.
Cara bikinnya ya sama juga sebenarnya. Yaitu dengan membuat poin-poin dulu.
Contoh, mau nulis tentang sebuah tempat wisata baru di suatu daerah. Nah, tentukanlah sebuah judul yang menyebutkan nama tempat dan daerahnya. Keselarasan tema dengan judul itu penting, agar mesin pencari bisa mendeteksi dan mengarahkan pembaca ke blog kamu.
Setelah judul, kamu bisa mulai menjabarkan hal-hal yang relevan dalam beberapa poin. Apa yang ditawarkan oleh tempat wisata itu, misalnya, untuk poin pertama. Lalu poin kedua tentang fasilitas di sana, seperti toilet dan tempat ibadah. Selanjutnya kamu bisa menuliskan tentang harga tiket dan transportasi menuju ke sana. Hanya dengan empat poin itu kamu bisa mendapatkan sebuah artikel dengan 500-600 kata, loh!
Membuat poin ini sangat diperlukan oleh penulis pemula maupun senior. Tujuannya agar isi artikel tetap sesuai temanya, informasi penting bisa masuk semua, dan tulisan tidak ke mana-mana. Kalau sudah punya pegangan ini, niscaya tanganmu akan berjalan sendiri mengikuti arahannya, kok.
Setelah judul, kamu bisa mulai menjabarkan hal-hal yang relevan dalam beberapa poin. Apa yang ditawarkan oleh tempat wisata itu, misalnya, untuk poin pertama. Lalu poin kedua tentang fasilitas di sana, seperti toilet dan tempat ibadah. Selanjutnya kamu bisa menuliskan tentang harga tiket dan transportasi menuju ke sana. Hanya dengan empat poin itu kamu bisa mendapatkan sebuah artikel dengan 500-600 kata, loh!
Membuat poin ini sangat diperlukan oleh penulis pemula maupun senior. Tujuannya agar isi artikel tetap sesuai temanya, informasi penting bisa masuk semua, dan tulisan tidak ke mana-mana. Kalau sudah punya pegangan ini, niscaya tanganmu akan berjalan sendiri mengikuti arahannya, kok.
5. Sewa content writer
Jika sampai di sini, kamu masih belum yakin untuk menulis artikel sendiri--apalagi jika ternyata blog kamu itu ditujukan untuk bisnis, untuk mendukung kegiatan bisnismu--well, mungkin sekarang saatnya menyewa jasa penulis konten.Penulis konten, atau content writer, adalah para profesional bidang kepenulisan di dunia maya. Kamu bisa minta tolong menulis apa saja dan mendiskusikan semua keinginanmu kepada mereka. Jangan sungkan, karena mereka bekerja dan dibayar.
Penulis konten banyak ditemukan di internet, atau kamu juga bisa menghubungi saya. UHUK UHUK UHUK.
Oalah, ternyata artikel promosi!!!
Ya enggak apa. Sesekali boleh kan? Namanya juga usaha, cyint.
Silakan DM aja ke Instagram @penuliskonten.id, atau email ke mommycarra@yahoo.com, jika kamu memang butuh penulis konten, terutama kalau website atau blog kamu pengin di-boost di mesin pencari ;)
Nggak punya kemampuan menulis, kasih aja ke ahlinya dah.
Wakakakak.
Yaoloh. Najong. *tutup muka*
Nah, ternyata tidak terlalu sulit bukan, untuk menjadi bloger tanpa kemampuan menulis? Kadang sesuatu itu menakutkan jika kamu belum tahu apa-apa tentangnya.
Jadi setelah membaca 5 cara di atas, rasanya menulis di blog tidak jadi masalah lagi.
3 comments
kreatif tulisannya
BalasHapusIntinya niat mau coba belajar jangan sekedar angan ya
BalasHapusterimakasih atas informasinya kak
BalasHapus