Begini Caranya Menghasilkan 20 Artikel dalam Seminggu
DISCLAIMER:
Monmaap sebelumnya. Postingan ini mungkin akan terdengar (terbaca) sedikit narsis dan sombong. Tapi, percayalah, saya nggak bermaksud begitu. Pada akhir artikel nanti, saya harap kamu bisa menyimpulkan bahwa, kalau saya bisa, maka kamu pun bisa melakukannya. Karena saya juga orang biasa. Kamu--saya percaya--juga orang biasa. Apa yang saya lakukan, seharusnya bisa juga dilakukan oleh semua orang.
Dalam beberapa kali workshop, saya sering ditanya, "Mbak, berapa banyak Mbak Carra bisa menghasilkan tulisan dalam sehari?"
Di workshop Asyiknya Menulis Nonfiksi bareng Stiletto Book yang lalu juga ada yang nanya, "Mbak Carra kan ngedit. Terus kalau editan mungkin nggak memenuhi jumlah kuota, Mbak Carra kan harus nutup. Gimana caranya membagi waktu antara editing dan menulis tersebut?"
Dan kemudian, ada komen di artikel yang lalu. Bertanya juga, "Time managementnya gimana siih mbaa caraa kok bisa nulis banyak banget?"
Kalau ada yang nanya langsung secara personal, biasanya sih saya cuma cengengesan. Atau malah mengalihkan topik ke hal lain.
Kenapa? Karena saya jengah sebenarnya ditanya seperti itu. Kek nyombong :))) Pada akhirnya, kalau saya jawab pun, si penanya selalu berakhir dengan tatapan nggak percaya :)))) Saya males dan nggak tahu mesti nanggapin bagaimana. Hahaha. Maafkan.
Tapi kalau di forum, ya terpaksa saya jawab.
Saya sehari ngedit 4-5 artikel. Kalau kuota kurang, maka saya mesti menutup dengan artikel yang saya tulis sendiri. Kadang saya nulis berdasar trending, kadang saya keluarin saja tabungan artikel saya. FYI, saya punya bank artikel yang saat ini sih sudah mencapai 170-an artikel.
Wuah, banyak!!!
Iya. Karena saya dulu bekerja keras "nabung". Sekarang tinggal saya keluarin saja satu per satu, sambil nulis lagi tapi sudah nggak seheboh dulu.
Dulu, saya menargetkan diri saya sendiri untuk menulis 10 artikel per minggu untuk simpanan darurat.
Nah, kan? Pasti sekarang muncul pertanyaan, 10 artikel per minggu? Kok bisa?
Iya, bisa. Pakai strategi dong. Wkwkwk.
Bahkan saya pernah menghasilkan 20 tulisan seminggu :))
Begini cara saya menghasilkan banyak tulisan dalam seminggu
Image via BrainyQuote |
1. Sugesti diri
Saya mensugesti diri saya sendiri. Setiap kali saya merasa malas, saya akan daraskan mantra ini.
Ciyeh ... (((daraskan))) ...
"Saya adalah penulis. Saya mau hidup dari menulis. Maka, saya harus menulis setiap hari. Seperti halnya yang jualan angkringan di sana itu. Dia jualan setiap hari, supaya makan. Juga para penyapu jalan, mereka harus nyapu di jalan supaya bisa makan. Saya mau bekerja sebagai penulis, maka saya pun harus menulis setiap hari. Seperti halnya orang kantoran yang kerja setiap hari."
Mantra itu terbukti manjur buat diri saya sendiri. Karena mantra itu, maka saya pun bisa membuat waktu untuk bekerja setiap hari. Bekerja dengan menulis.
Di situlah mungkin bedanya.
Ada yang menulis hanya sebagai pengisi waktu luang. Salahkah itu?
Enggak. Nggak salah sama sekali.
Tapi, ya, beda dengan mereka yang menjadikan menulis sebagai pekerjaan. Saya termasuk dalam "golongan" ini. Saya tanamkan disiplin diri, dan sugesti bahwa kalau saya nggak nulis, maka saya nggak makan.
Temukanlah mantramu sendiri, untuk mensugesti dirimu sendiri agar bisa membuat waktu untuk menulis.
2. Jangan anggap beban
Saat sudah percaya, bahwa pekerjaan saya adalah penulis, maka kemudian jangan jadikan hal tersebut sebagai beban.
Confucius bilang, choose a job you love, and you will never have to work a day in your life.
Maka demikianlah. Saya sudah memilih pekerjaan yang saya sukai. Maka, saya pun tak menganggapnya sebagai beban.
Harap bedakan dengan "menganggap sebagai beban" dan "bekerja dengan serius".
Saya tak pernah menganggap ngeblog dan menulis sebagai beban, tapi saya sangat serius melakukannya.
Maka kemudian saya pun selalu menikmati setiap proses yang harus saya lalui saat akan menghasilkan tulisan. Tulisan apa pun itu; tulisan di blog, tulisan di media lain; pun tulisan di buku.
Hidup saya itu memang merely about tulisan :)))))
3. Bangun mental penulis
Dari menikmati proses, maka kita pun bisa membangun yang namanya "mental penulis".
Kamu mesti simak cerita Darren Rowse mengenai Mental Blogging. Coba saya capture-kan yah.
Cerita Darren Rowse, founder Problogger.com |
Saya baru nyadar kalau yang kayak gitu yang dinamakan Mental Blogging.
Saya juga sering begini. Misalnya nih, yang barusan kemarin.
Jumat siang, saya diminta oleh Bu Pimred penerbitan di mana saya kerja untuk membuat satu tulisan untuk dimasukkan ke dalam naskah buku yang sedang disusunnya. Kebetulan bukunya tentang entrepreneurship. Saya diminta untuk menuliskan pengalaman saya, gimana dari full timer sekarang jadi bekerja dari rumah.
Saya sih menyanggupinya. Apa sih yang enggak buat Bu Pimred, yekan? Uhuk.
Saat saya pulang, sambil nyetir, otak saya otomatis langsung bekerja. Menyusun gambaran tulisan yang akan saya buat tersebut. Saya menyimpannya di otak--kadang dalam kasus lainnya, kalau perlu saya tulis di hape atau notes, ya saya tulis dulu. Minggir dululah kalau lagi nyetir :))
Kadang ya agak gimana gitu. Ngapa-ngapain kok yang dipikir kerjaan. Tapi, ya kalau sudah baca cerita Darren Rowse di atas, kamu pasti tahu deh gimana kondisinya. Karena saya juga persis kek gitu.
Jadi, setiap saat--terutama kalau ada kesempatan buat melamun--secara otomatis otak selalu ke sana. Kadang liat apa di jalan, langsung tersusun juga--secara otomatis--semacam outline bayangan di otak.
Jadi, saat saya bisa menghasilkan 20 tulisan dalam seminggu itu, saya sebenarnya sudah punya tabungan outline matang yang tinggal saya kembangkan saja. Udah tinggal setengah jalan.
4. Petakan prioritas
Tentu saja setiap orang punya prioritas berbeda-beda.
Ndilalah, saya punya keluarga yang selow. Makanan buat mereka nggak terlalu neko-neko. Saya juga nggak terlalu into ke soal masak-memasak. Ndilalah lagi, sekitaran rumah itu banyak warung, yang jualan lauk rumahan. Yang harganya Rp3.000 untuk satu jenis sayur, dan bisa saya pakai makan buat sehari! Malah jauh lebih hemat ketimbang saya beli bahan buat masak. :))) Kadang saya jemput sekolah juga sekalian mampir beli lauk.
Saya nggak wajib masak setiap hari. Tentu saja ada alasannya kenapa kebiasaan kami begini. Dan, mau judge saya ibu nggak bertanggung jawab karena nggak suka masak? Silakan. Saya nggak perlu menjelaskan kan? :))) Nggak relevan. Pokoknya gitu deh.
Saya tahu bahwa mungkin di keluarga lain kondisi ini akan sangat berbeda. Maka, kamu harus bisa mengenali prioritas apa sajakah itu, dan kemudian memetakannya.
Kompromikan dengan keluarga. Capai kesepakatan.
Saya sendiri, kalau lagi ada kondisi tertentu yang harus diprioritaskan ya sama sekali nggak pegang laptop. Tentu saja, pekerjaan sudah saya bereskan sebelumnya. Lalu saya izin sama klien, bahwa saya akan off selama beberapa waktu.
Hanya kita sendiri yang tahu seberapa penting sebuah prioritas, dan kita sendiri juga yang bisa memilah, mana yang harus didahulukan.
Think strategic.
Begitu juga dengan ngeblog.
Coba petakan apa saja kegiatan dalam ngeblog. Misalnya, mesti blogwalking, mesti promosi di media sosial, mesti foto, mesti maintenance, dan seterusnya. Petakan masing-masing kegiatan ini dalam seminggu. Pecah dalam prioritas-prioritas kecil dalam seminggu, misal.
Senin waktunya blogwalking, Selasa buat growing your social media, Rabu buat cari inspirasi, dan seterusnya.
Kamu juga boleh mengurangi prioritas kegiatan ngeblog sesuai kebutuhanmu lo. Misalkan nih, ada yang nggak memprioritaskan blogwalking, tapi memprioritaskan promosi blog. Maka, ia pun minta teman-temannya untuk datang ke blog, tapi ia sendiri jarang bw. #eh
Ya, itu contoh aja sih. Wkwkwkwk.
Salah nggak sih kek gitu? Ya, pada prinsipnya sih nggak salah. Hahaha. Kan prioritas. Hanya saja secara etika yang gimana gituh ya. Hahaha. *ngakak di pojokan*
Ketangkep kan gambarannya?
The point is, make your priorities!
Damn! :)))) - Image via Quote Master |
5. Manajemen ide
Menurut saya, kekuatan seorang penulis terletak pada manajemen ide. Saat kita baru mikirin ide pas sudah duduk dan buka laptop siap untuk menulis, itu sebenarnya sudah TELAT.
Ide itu seharusnya berupa daftar atau list, yang bisa kita telusuri setiap kali mau menulis. Terus bisa langsung dieksekusi saat itu juga.
Untuk jadi produktif menulis, bank ide harus kuat.
Coba lihat di artikel tentang beberapa tools yang bisa kamu gunakan untuk menyimpan ide menulis atau untuk bookmarking ini.
Ini hanya salah satu cara untuk membangun idea bank. Ada banyak cara, dan saya sering bahas di blog ini. Search aja: how to build your idea bank.
---
Nah, selain 5 cara di atas, jangan lupa untuk istirahat. Saya ngerasain banget nih, waktu dulu saya pernah kerja secara barbar.
Pada dasarnya, saya itu memang workaholic. Saya orangnya rela mengurangi tidur demi kerjaan beres dan melampaui target. Tapi nggak pernah rela mengurangi makan atas nama diet #eh
Maka, sehari saya paling pol tidur cuma 3-4 jam. Kek gitu terus bertahun-tahun.
Tapi ternyata itu merusak kesehatan, sodara-sodara!
*Orang udah pada tahu kali, Ra. Elunya aja yang bebal.*
Maka, saya pun mengubah ritme. Puji Tuhan. Waktu masih barbar itu, saya sering sakit, sekarang sudah lebih baik. Nggak kumat ini itu. Itu karena saya menambah jam istirahat saya, jadi 8 jam sehari.
Ternyata mengurangi tidur itu nggak sehat!
Yaeyalah.
*kena toyoran dari berbagai penjuru*
Jadi, istirahat itu juga harus dimasukkan dalam jadwal sehari bekerja. Istirahat cukup terpenuhi, ternyata produktivitas juga berbanding lurus.
Well, I'm still working on it sih, untuk menjaga kesehatan. Karena makin sehat kita, makin produktif pula kita jadinya.
Yang masih PR banget adalah menemukan waktu buat olahraga nih.
Huffft!
So, itu dia beberapa hal strategic yang bikin saya bisa menghasilkan tulisan yang banyak dalam seminggu.
So far saya masih tetap bisa menghasilkan antara 15 - 20 artikel dalam seminggu. Sebenarnya, di luar sana, banyak penulis yang bisa menulis lebih dari 20 artikel dalam seminggu. Sering saya lihat, target menulis 5-7 artikel/hari. Berarti kalau dihitung, berapa tuh dalam seminggu? Lepas dari kualitas lo ya.
Makanya, sebenarnya saya ini masih B aja. Belum luar biasa. Itu juga tergantung panjang pendek, kesiapan materi, tingkat kesulitan, dan mood juga! :)))
Iya, segitu itu saya masih kadang karena nggak mood. Masih sama kan? Masih moody.
So, kalau saya bisa, kamu pasti juga bisa ;)
Keep writing!
22 comments
saya mulai mengikuti cara mba carra. Punya mbak tumpukan draft yang mau ditulis. Meski kadang kapan akan dieksekusi satu persatu haha kalau nggak malas seperti biasanya
BalasHapusMantap tipsnya Mbk, perlu banget sugesti, gue ini blogger hahaha, thanks Sharing nya Mbk
BalasHapusSelalu Senang baca tulisan Mba Carra. Isinya daging semua heheu..
BalasHapusBener juga ya mba. Perlu punya bank artikel sebagai back up.
Saya lagi challenge diri sendiri. One Day One Article. Walau gak langsung dipost di blog, krn postingan di blog sudah saya tentukan setiap hari senin, rabu, jumat.
Keep inspiring ya mba (",)
Sambil nunggu hasil print2an, aku ngawang2 cari ide buat tulisan di blog. Hihi. Makasih, Mbak.
BalasHapusTerimakasih Mba. Menemukan tulisan di blog ini dan membacanya, bikin semangat buat lebih produktif dalam menulis blog hehe. Keep writing!
BalasHapussuangad inspiratif sekali mbak. Trik bagus ini. mulai besok tak coba praktek ah, TFS ya mbak.
BalasHapusHaduh 20 artikel dalam 1 Minggu,mantap banget...saya aja boro2... Seminggu 1 artikel aja udah bahagia nya minta ampun.. tp setelah baca artikel mba cara,moga bisa inspirasi saya :)
BalasHapusBaca ini jadi tercerahkan. Harus bisa mengatur diri sendiri.semoga perlahan bisa menjalankan tips dari mbak
BalasHapusTercerahkan. Habis ini juga harus punya planning wajib, belajar disiplin juga. Terimakasih mba Carra :)
BalasHapusSetiap habis baca blognya mb carra,pikiran saya selalu terbuka. Seandainya dari dlu saya nemu blog mb carra.makasih bnget mb. Juara bnget tulisan mb carra ne
BalasHapusbener juga, begitu duduk depan laptop sebenernya udah bukan waktunya cari ide, tapi itu waktu buat eksekusi
BalasHapusSiap! Thanks sharingnya mb carra, q juga memikirkan strategi lain selain ngurangin waktu tidur. Haha kulit jadi cepat keriput bok. Btw sya sekarang menghilang dulu dari IG krn ternyata banyak waktu kesedot disana. I'll be more focus on my blog i guess. Thanks mbaa
BalasHapusTools yang buat nyimpen ide namanya apa mba Rara? Kasih bocoran doooong ^_^
BalasHapusEvery ODOPers should read this. Duh itu tabungan bikin iri aja.
BalasHapusSaya kadang juga nabung artikel, tapi kadang kok kalo mau diterusin kayak sudah nggak in dengan yang terjadi sekarang, beritanya udah lewat, kalo kek gini gimana ya Mba'? Teruskan atau disimpan aja? Makasih. :)
BalasHapusNah, berarti ada yang kurang saya infoin nih.
HapusNabungnya topik-topik yg evergreen, Mbak, sebaiknya. Kalau yang berdasar trending, jangan ditabung maksimal 2-3 hari sudah harus dikeluarkan, replace sama yang evergreen :) Supaya nggak basi.
Wow... keren ini mah. Mau nyontek ah caranya ngasilin 10 artikel per minggu. Eh moga bisa konsisten. Tapi malasnya itu tuh yang bikin gak ku ku. Duh males males. Enyahlah.
BalasHapusHahaha. Iya, malesnya yah. Emang tuh.
HapusSama kok.
Terima kasih untuk inspirasinya Mba, semoga pelan2 bisa diaplikasikan 😁
BalasHapusSetuju. Sebenarnya semua orang bisa untuk produktif menulis, tapi seringnya sudah menyerah duluan. Padahal masalah nulis lama itu cuma gara-gara keseringan buka sosmed pas lagi nulis. *nunjuk diri sendiri, wkwkk.
BalasHapusSaya juga punya target untuk menulis 5 artikel setiap hari. Ini demi sabtu minggu bisa off nulis dan menikmati liburan.
duh merasa ditabok dari segala penjuru *tutup muka*
BalasHapusKalau saya pribadi masih dipengaruhi soal mood dan manajemen waktu bertugas yang terkadang sangat menyita waktu dan menguras tenaga maupun pikiran. Tapi terlepas dari itu saya sangat apresiasi dengan tulisan ini karena sangat memotivasi. Terima kasih buat sharing positifnya ya Kak. Salam kenal dari Tanah Borneo. :-)
BalasHapus