Mengapa Traffic Blog Nggak Bagus Juga, Bahkan Setelah Sekian Lama?
"Kok blogku traffic-nya menyedihkan gini ya?"
Suka bertanya-tanya gitu nggak?
Yang kemudian diikuti dengan, "Blogger yang itu pageview-nya kok bisa bagus, padahal kayaknya dia juga woles banget ngeblognya? Nggak sampai promo sana sini, minta sedekah PV or komen. Tapi dia kok bisa, aku kok enggak?"
Jengjeng!
Yah, mungkin salah satu, salah dua, atau salah tujuh penyebabnya ada di sini.
7 Kemungkinan penyebab traffic blog kamu nggak bagus
1. Artikelmu nggak read-worthy enough
Uhhh, that hurts.
Ya, karena dengan kata lain, artikelmu jelek.
Wkwkwkwk.
Yeah, it hurts, but it's reality.
Jelek, itu relatif. Bener banget.
Tapi ada "jelek" yang terdefinisikan, apalagi kalau soal tulisan.
Biasanya "artikel yang jelek" itu bisa berarti:
- Mungkin kamu belum bisa menyusun kalimat dengan baik.
- Mungkin kalimatmu terlalu mbulet atau rumit
supaya kamu terlihat pintar. - Mungkin kamu tak menyajikan cerita secara runtut dan jelas
- Mungkin artikelmu terlalu kentang. Nanggung. Orang baca juga komennya, "So what?" Atau, "Lah, gini aja?"
- Mungkin juga artikelmu sudah banyak dibahas orang lain, dan nggak ada yang baru yang bisa disajikan.
Ya, memang definisi "artikel yang jelek" itu bisa lebih dari 5 poin di atas.
Dan, gimana caranya tahu kalau artikel kita jelek?
Well, orang komen juga mesti sopan, jadi susah juga mau minta pendapat jujur. Bilang apa adanya, dibilang haters. Wkwkwkwk.
Ngasih masukan or kritikan juga nggak mesti dianggap bermaksud baik kok.
Jadi, gimana dong?
Ya, berarti lihat saja dari statistik. Kalau nggak ada yang baca, nggak ada yang betah baca, ya kemungkinan sih 5 alasan di atas tuh yang jadi penyebabnya.
Seorang penulis mesti tahu dan bisa menilai diri sendiri. Apakah tulisannya sudah bagus apa belum. Nggak semua harus ditunjukkan secara eksplisit, ini harus begini ini harus begitu.
So far, saya sendiri juga selalu trial and error.
Oh, kalau saya nulisnya dengan gaya begini banyak yang suka. Oh, kalau saya nulisnya dengan cara itu, orang nggak suka.
Juga mengamati sekitar.
Oh, blogger yang itu disuka orang karena gayanya begini. Kira-kira kalau aku adopsi gayanya, cocok enggak ya?
Itu yang namanya self-taught.
2. Kamu nggak menulis yang dicari oleh banyak orang
Artikel-artikel dan informasi di dunia maya itu kurang lebih kayak hukum ekonomi. Saat banyak demand datang, maka saat itu pula supply dibutuhkan. Kalau kamu menyediakan supply yang nggak banyak demand-nya, ya gimana supply-mu akan laku?
Bener nggak logikanya?
Kalau kamu hanya menulis apa yang kamu mau saja, ya nggak ada yang ngelarang juga. Tapi kalau nggak banyak yang sama maunya sama kamu ya, gimana orang mau datang dan baca?
Iya, sesimpel itu. Itu basic knowledge SEO bangetlah.
Katanya, setiap tulisan akan menemukan pembacanya sendiri.
Saya dulu percaya banget dengan kalimat itu. Semacam ngeyem-yemi diri sendiri. (bahasa Indonesia ngeyem-yemi tuh apaan coba?). Semacam pukpuk diri sendiri, supaya tetap semangat nulis.
Tapi kalau cuma berhenti di situ, ya monmaap nih ya, kamu nggak akan berkembang.
Setiap tulisan akan menemukan pembacanya sendiri.
Pertanyaannya: sampai kapan?
Blogger lain udah go internesyenel, kamu masih jalan di tempat.
Don't wait for your readers to come!
Cari pembacamu, ajak mereka datang!
Sediakan yang pengin mereka baca!
That's how it works.
3. Kamu malas mikirin SEO
SEO memang rumit. Saya juga setuju.
"Saya sudah nerapin SEO. Tapi, trafficnya kok nggak nambah juga ya?"
"Berapa lama udah belajar dan nerapin SEO?"
"Udah sebulan."
Yassalam.
Saya sendiri belajar SEO selama 2 tahun, setahun nerapin SEO, baru deh kerasa hasilnya.
Hampir 2 tahun, baru naik secara signifikan.
"Ya, habisnya SEO itu pusing."
Yaiyalah, kalau gampang mah ... nenek-nenek juga bisa.
Kalau semua orang bisa SEO, content writer yang terampil SEO nggak akan dibayar mahal.
Wkwkwk.
"Ah, saya malas belajar SEO. Mau promosi via media sosial aja. Kan ada yang namanya SMM, Mbak."
Yaa enggak apa-apa.
Tapi, sampai seberapa kuat mau promosi di medsos? Semua dicolekin. Semua dimintai sedekah klik dan komen?
Saya sih capek. Atau, mungkin saya nggak berbakat minta sedekah sih. Huahahaha. *ditampol*
Saya pribadi mendingan bersusah-susah belajar, tapi enak kemudian.
4. Kurang promosi
Tapi, meski sudah nerapin SEO, promosi di media sosial juga perlu dilakuin. Lha, memang saya bukannya anti promosi di medsos. Malah harus tuh, kita promosikan di medsos.
Blog ini malah justru dapat main traffic dari medsos. Saya dapat pembaca loyal juga dari medsos. Ejieeee...
Cuma, saya mengajak kamu semua untuk lebih elegan aja promosinya. Ya, melalui medsos juga melalui SEO.
"Tapi, Mbak, saya sudah share link di medsos, tapi kok nggak banyak juga yang datang ya?"
"Berapa kali setiap artikel kamu share di medsos?"
"Sekali."
Beugh.
Cuma sekali ya gimana pada tahu?
Sekali disebar kali baru 10 orang yang liat, yang klik 1 orang.
Promosi artikel di medsos mesti dilakukan secara simultan, terus menerus. Apalagi kalau topik artikelmu masuk ke jenis evergreen. Mesti dishare berulang, dan dirotasi.
Saya suka share artikel-artikel lama di blog ini lagi di Facebook or Twitter.
Dengan asumsi, barangkali banyak yang belum lihat share-nya kapan hari. Atau saya punya teman baru di Facebook, yang juga belum lihat tulisan saya itu.
Jadi saya rotasi.
Kebetulan artikel di sini sudah 100 artikel lebih. Jadi saya rotasi aja, setiap 2 hari sekali share artikel lama.
Dan setiap kali, selalu ada tuh yang datang, dan selalu nambah komen.
5. Judul, meta description dan opening artikel kamu nggak menarik
Nah, saat kamu share itu artikel di medsos, maka judul dan meta description (juga featured image) akan menentukan, apakah orang akan tertarik untuk ngeklik atau enggak.
Begitu juga saat artikelmu nongol di Google Search Result. Judulmu akan menentukan, apakah artikel kamu akan diklik atau enggak.
Begitu orang ngeklik, lalu mereka tiba di blog kita, maka openinglah yang akan membuat mereka memutuskan untuk lanjut membaca atau enggak.
Setelah opening kamu bisa nge-hook mereka, maka mereka akan scanning through your article. Kalau memang bisa memuaskan keingintahuan mereka, maka mereka pun akan membaca ulang dengan lebih saksama.
Yes, behaviornya memang seperti itu.
"Apakah nggak mungkin, kasih kesempatan dulu. Baca dulu deh, tanpa lihat judul!"
Nggak mungkin.
Emang ada yang ngeklik karena nggak lihat judul?
Bukannya karena judul begitu menentukan, hingga kemudian ada clickbait kan?
6. Kamu malas update/upgrade diri kamu
Trend juga merambah ke dunia tulis menulis.
Gaya menulis zaman old akhirnya ya berkembang hingga seperti yang bisa kamu lihat di zaman now.
Teknologi berkembang.
Trend juga datang dan pergi.
Zaman dulu mungkin memang banyak blogger menjadikan blog sebagai diary online. Mereka sekadar bercerita kehidupan sehari-hari diri sendiri, untuk mencatat hal-hal kecil yang mereka alami.
Zaman now, mungkin yang seperti itu sudah nggak cukup lagi.
Zaman old tulisan saja sudah cukup di blog. Namanya ngeblog, ya nulis.
Sekarang enggak. Kita mesti ada foto, ada video endebre endebre.
So, seleksi alam bekerja.
Yang menawarkan sesuatu yang lebih dari yang lain, pasti akan lebih laku. Itu sudah pasti.
Jadi, kita mesti--mau nggak mau--harus selalu upgrade diri.
Yang nggak mau bergerak maju, ya ketinggalan sama yang lain yang lebih banyak tawarannya.
Traffic blog kamu nggak bagus?
Ya, mungkin karena blog kamu terlalu monoton. Gitu-gitu aja, nggak ada perkembangan dari zaman ke zaman.
Kamu malas belajar dan malah update skill ngeblog.
"Ah, saya mah gini aja deh."
Ya sudah, berarti traffic blog kamu juga gitu aja.
Case closed.
Hahahaha.
7. Kamu kurang membahas yang lagi trending
Konten yang berjenis evergreen memang bagus. Karena bakalan terus dikunjungi orang yang mencari informasi yang sama.
Konten evergreen ini misalnya artikel-artikel panduan untuk beginner soal apa pun, atau artikel-artikel how to.
Tapi kalau hanya bertahan di zona nyaman konten evergreen, konten kita juga jadi kurang variatif. Kamu perlu update perhosipan atau berita-berita yang sedang hangat dibicarakan.
Metode riding the waves begini akan cukup lumayan mendatangkan traffic. Kamu hanya perlu mengamati momen saja.
Asal elegan ya.
Buatlah sudut pandang yang lain daripada yang lain tentang trending topic yang lagi happening. Nggak perlu kontroversial sih, cukup yang unik saja.
Nah, jadi yang mana nih yang kira-kira jadi penyebab kurangnya traffic di blogmu?
Tapi, ingat. Traffic blog yang nggak banyak itu nggak selalu buruk lo.
Jika kamu punya blog dengan super niche, bisa saja memang traffic blog kamu tidak sebesar teman-teman blogger yang lain. Dan ini sama sekali nggak buruk.
Kayak blog saya ini, pasti nggak seberapa dibanding blog yang lain. Tapi itu karena saya punya niche khusus.
Kalau mau ngebandingin ya, bandingkanlah dengan blog yang se-niche. Sama blognya Neil Patel, misalnya. Beugh. Wkwkwkwwk.
Well, apa pun penyebabnya, semoga kamu tetap enjoy your blogging activities.
Ngebloglah dengan bahagia.
33 comments
Penting lah ya, buat upgrade blog, juga upgrade diri. Satu lagi, tidak boleh berhenti untuk belajar. Ya kan mbak Carra ^^
BalasHapusBeidewei, sedekah follow dan komentar dong #ups
Wgwgwg :D
Makasih ya, sudah baca :)
HapusIya bener Mba SEO itu rumit ya. Tapi sejak saya belajar SEO. Traffic blog saya meningkatn rasanya senengggg bgt.😃
BalasHapusGak ada duanya mbak kl berhasil. Kerja keras selama ini terbayar
HapusSenangnya, Mbak Yeni :D
HapusSukses terus ya, nulisnya!
Ditunggu juga di Rocking Mama lo!
Promosi ya harus mbak. Content is the king, promotion is the queen. Gmn pun hrs promote.
BalasHapusSetuju kl soal share itu hrs berulang2. Tp bukan juga nebeng hastag trendinf ataupun spamming di 10 grup FB sekaligus sih mnrtku. Promote artikel di grup yg sesuai dg isi artikel kita... Jauh lebih menghasilkan. Imho.
Hmmmm.
Hapus"Beberapa kesalahan promosi blog yang masih sering dilakukan oleh blogger"
#judulartikel
Tulis, Mas! :))))
ditunggu nih mba carra sm mas feb bahas cara promosi artikel hahaha
Hapusgini ya.. kalo perbincangan para master, ngobrol aja kd artikel haha
mangats mba carra dan mas feb.. aq selalu menunggu artikel kalian
Ihik... Baker deh baca komen-komenannya.....
BalasHapusBaker itu apa deh? :-/
HapusWew...bahas yang lagi trending...apa ya? Itu..anu...Jokowi mantu bhahaha...
BalasHapusPas bahas yang lagi hot, biasanya beritanya gak jauh beda. Soalnya hasil baca sih, bukan ngalamin langsung, yakan?😁
Mbak Sri Mulyani:
BalasHapusNggak juga, tergantung kreativitas dalam mengolah angle saat kita membahasnya ;)
traffic ku turun, mungkin karena duniaku sedang teralihkan ke vlog huhuhuu
BalasHapusHahhaa. Teralihkan sejenak kan nggak apa, Nay :D
HapusCepat balik ya!
SEO itu apa mba kalau boleh tau ? salam kenal ya aku nafisah hihihi
BalasHapusNafisah, nanya beneran atau ngetes ya? Hihihi. Sila googling yah. :)
BalasHapusSEO selalu menjadi PR yang belum selesai2 dikerjakan
BalasHapusSEO itu masalah habit, kalau menurutku. Apalagi yang onPage. Begitu dimulai, maka selanjutnya akan dengan mudah dilakukan karena rutin aja gitu dilakukan pada setiap tulisan.
HapusNgeyem-ngeyemi itu kira-kira sama dengan menghibur diri gitu ya Mbak 😁
BalasHapusAhahaha. Iya bener bener.
HapusMakasih ya, sudah baca :)
Baca dan amalkan,,makasih mbak
BalasHapusDuh, coba perbaiki lgi ah kesalahan-kesalahan kyk di atas.
BalasHapusBuat SEO termasuk menentukan keyword ya mbk klu mau menulis sebuah artikel
Yep :)
Hapuskadang suka bingung mending nulis apa yang kita inginkan apa yang pembaca inginkan, kalau nulis yang pembaca inginkan bisa saja bikin traffic meledak pake clickbait dan semacamnya tapi cuma sementara efeknya
BalasHapus"kalau nulis yang pembaca inginkan bisa saja bikin traffic meledak pake clickbait dan semacamnya tapi cuma sementara efeknya"
HapusA maca??? :))))
Saya merasa terciduk dengan artikel diatas, sering mengeluh traffik gak naik padahal udah ini itu, eh ternyata SEO setahun ya Mbak Carra baru kelihatan hasilnya
BalasHapusBlogwalking beneran bikin jadi tau kaya mana sih postingan yang "enak dibaca" masih belajar terus niih maak, tapi mayanlah dibanding postingan postingan jadul di blog ku yang "sakarepe dewek"
BalasHapusIntrospeksi diri *blog :D
BalasHapusIya banget sama poin poinnya. Tapi skrg jarang nulis yg riding the waves, kadang gemes ama komentarnya huahahaha
BalasHapusBener semua, berasa tertampar nyata 🙈
BalasHapusTersadarkan kudu keluar dari zona nyaman dan upgrade diri. Emang ga bisa selamanya gimana mau nya kita nulis apa, eh bisa sih tapi konsekuensinya ga enak heheh. Makasii mba Carra tulisannya
Artikel yg menamparku.
BalasHapusMakasih mbak..
ahhhh, banyak yang harus dibenahi dan harus diperbaiki
BalasHapusasyik deh, punya destinasi baru. hhee
BalasHapus