Belajar di Mana Pun, Kapan Pun, dari Siapa Pun, dengan Cara Apa Pun! - Catatan dari Workshop Bank Indonesia Blogger dan Vlogger 2017
Minggu terakhir bulan September 2017 ini benar-benar luar biasa!
Ada 2 event workshop yang harus saya ikuti di minggu terakhir bulan September ini.
Di artikel yang sekarang, saya akan membuat catatan untuk event workshop yang pertama, yaitu Workshop Bank Indonesia Blogger dan Vlogger 2017, yang diadakan di Royal Hotel Ambarrukmo Yogyakarta.
Disclaimer: ini bukan reportase, bukan pula sponsored post.
Sekitar hari apa ya itu, Selasa kalau nggak salah, saya menerima pesan Mbak Indah Juli. Katanya, bakalan ada workshop blogger Bank Indonesia diadain di Jogja, dan akan diisi oleh Mbak Ainun Chomsun, inisiator Akademi Berbagi dan CerdasDigital.com. Mbak Indah bilang lagi, kalau workshop ini ada hubungannya dengan UMKM binaan BI.
Wait a minute.
Bank Indonesia? Ainun Chomsun? UMKM?
Weh!
It's a big thing!
Tapi, yaelah. Jamnya! Saya kan mesti jemput anak-anak!
Pikir punya pikir, saya pun mengatur ulang jadwal hari Kamis. Anak-anak saya minta untuk bolos ekskul :))) *Iya, sekali-sekali kita mesti egois. Asal jangan keseringan!*
Dan akhirnya, deal! Saya ikutan Mbak Indah mendampingi Mbak Ainun Chomsun dalam pelatihan menulis dan blogging tersebut, bareng Mbak Lusi juga.
Kamis tiba.
Sedari pagi saya sih sudah excited banget. Meski saya nggak punya persiapan apa-apa. Mendadak banget, bo'! Apalagi saya nanya Mbak Indah, mesti nyiapin apa, bawa laptop apa enggak, pun nanya rundown, nggak pernah dijawab dengan jelas sama Mbak Indah. Huahahaha. Blank abis!
Tapi ya sudahlah. Kalau Mbakin yang ngajak, ya saya manutlah. Wakakakk. Mbakin junjunganku!
Akhirnya ya berangkat saja. Meski blank, mesti ngapain.
Sampai di Royal Ambarrukmo Hotel, Mbak Indah dan Mbak Lusi sudah nunggu di lobi. Lah, padahal Mbak Lusi bilang bakalan telat dikit, malah udah sampe. Saya yang kepedean bakalan bisa datang cepet, malah datang paling belakang.
Dasar Carra! Blogger profesional macam apa? Wkwkwkwk.
Di sana sudah menunggu Mbak Ainun, dan dikenalkan pula pada Ibu Budiana Indrastuti, yang seorang kepala divisi publishing Media Indonesia.
Cuma satu kata: We o we!
Singkat kata, kami hanya dikasih brief sebentar oleh Mbak Ai dan Ibu Diana, lalu mulai deh ikutan acara.
Ternyata saya, Mbak Indah dan Mbak Lusi diminta untuk mentoring peserta satu per satu. Padahal ada berapa peserta ya, sekitar 70-an orang kayaknya.
Workshop Bank Indonesia Blogger dan Vlogger 2017 with Ainun Chomsun |
Tapi, wow ... it's amazing!
Yang awalnya saya rada skeptis, karena saat saya tanya rundown acara pun ternyata nggak ada :))) Tapi setelah jalan, ya ampun! Bener-bener profesional!
Mbak Ai memberikan materi yang bernas, singkat dan jelas. Terus langsung memberikan pelatihan saat itu juga, kayak spontan aja gitu. Dan, semua peserta bisa aktif, bisa terjamah satu per satu.
Saya, Mbak Indah dan Mbak Lusi sampai harus bergerak lincah di antara meja-meja peserta untuk bisa menjangkau mereka satu per satu.
LUAR BIASA!
Selain harus membantu peserta workshop, saya pun mengamati cara Mbak Ainun melatih para peserta. Bagaimana caranya berinteraksi sembari memimpin pelatihan, bagaimana menyampaikan instruksi-instruksi, dan bagaimana mendorong peserta untuk mau mulai menulis.
Semua saya perhatikan sampai detail!
Dan, saya mencuri ilmu baru!
Kerjanya paruh waktu kedua. Paruh pertama mari selfie dulu! |
1. Antara mentor dan mentee harus menemukan chemistry
Bahwa sebagai seorang mentor, kita harus nge-blend di antara peserta dan menghilangkan garis batas antara "pengajar" dan "yang diajarin". Dengan menjangkau satu per satu, membantu peserta workshop satu per satu, maka materi pun akan lebih nyantol.
Mbak Ainun nggak segan-segan untuk datang ke masing-masing laptop peserta untuk melihat langsung tulisan mereka. Satu per satu diperhatikan.
2. Para penulis baru hanya butuh semangat dan dorongan
Bahwa para penulis baru ini sebenarnya hanya butuh didorong dan disemangati, lalu diberi latihan yang pas, agar mereka bisa push theirselves over the limit.
Karena sejatinya, semua orang, kalau mau nih, bisa kok nulis. Hanya saja mereka antara nggak tahu mulai dari mana, takut tulisannya jelek, malu dilihat orang lain, takut dikritik, dan berbagai alasan lain yang sebenarnya nggak penting.
Mbak Ai sendiri menekankan, bahwa setiap orang yang bisa bercerita, pasti bisa menulis.
Bener juga kan? Kita kan sekadar menulis cerita masing-masing saja di blog.
3. Masukan adalah vitamin untuk tulisan
Saat peserta sudah mulai membuat artikel yang diminta, karena di akhir pelatihan bakalan ada lomba blog, kami--saya, Mbakin, Mbaklus, dan Ibu Diana--secara bergantian memberikan review dan masukan pada karya peserta.
Hooohhh, betapa exciting-nya mereka mendapatkan berbagai masukan dari kami. Satu orang dikasih masukan, ia akan langsung mencatat di buku. Iyes, langsung dicatat.
Beberapa bahkan langsung memperbaiki kesalahannya saat itu juga. Nggak ada deh itu, nanti-nanti. Atau, disave dulu, dipraktikkan besok kalau sempat. (Eh, itu mah, saya kalau lagi belajar sik).
Ada satu peserta yang sampai angkut laptop dan catatannya ke meja saya di belakang, hanya karena mau supaya saya lihat dulu tulisan dia sebelum dikumpulkan untuk direview bersama lo.
Saya terharu! Betapa mereka menghargai masukan dan kritik, dan betapa mereka langsung action untuk memperbaikinya.
They are the true learners!
Sorry, dari berbagai workshop dan talkshow event yang sudah saya hadiri sebagai narasumber, hanya sedikit saja dari peserta yang mau langsung belajar dan memperbaiki kesalahan seperti ini.
4. Materi yang dipresentasikan cukup singkat saja, yang penting: Sharing!
Saya perhatikan slide yang dibawa oleh Mbak Ai tampak sederhana banget. Bahkan ah ... nggak ada yang aneh-aneh atau apalah gitu (kayak kalau saya yang bikin. Wakakakak)
Tapi, Mbak Ai terus berbicara, bercerita, sharing secara verbal, bagaimana dia mulai ngeblog, hambatan apa saja yang dihadapi, dan sebagainya.
Bahasanya santai, sesekali bikin jokes. Pertanyaan peserta juga ditanggapi apa adanya.
Ibu Diana juga begitu. Saat harus ngasih review terhadap tulisan peserta satu per satu, Ibu Diana secara detail juga menjelaskan apa saja yang perlu diperbaiki. Yah, namanya juga editor, yang sudah tinggi pula jam terbangnya, hingga sekarang menjabat sebagai kepala divisi publishing Media Indonesia.
Masukannya pada peserta juga saya catat diam-diam. Buat apa? Ya, supaya tulisan saya lebih bagus lagilah, cyint!
Tiap hari harus nulis inih! Demi sesuap nasi dan segentong remahan Swarovski.
Me with Mbak Indah Juli, Mbak Lusi, Ibu Diana, dan Mbak Ainun Chomsun |
Demikianlah.
Saya merasa beruntung banget bisa mengatur jadwal harian saya di hari Kamis itu.
Saya masih punya beberapa catatan dari event Workshop Menulis Indie Stletto Book x Diandra Creative, "Sukses Menjadi Penulis Indie".
Saya akan tulis segera di blog ini.
7 comments
Pertama dalam hidupku, jadi bagian dr panitia tapi tenang banget, nggak kemrungsung fanik atau gimana. Hahahaaa. Btw, pesertanya jg jempolan sih, aku nyesel nggak nyiapin kartunama yg banyak krn pd nanya email & no WA buat konsultasi, jadi tak catetin deh kertas2 wkwkwkwk
BalasHapusAku kok nggak kepikiran kasih kartu nama? :(((
HapusOiyaaa.... aku rekomendasiin blogmu lo ke peserta buat yg mau belajar seluk beluk ngeblog. Aku minta traktir ya. Wkwkwkwkk
BalasHapusTraktir? Mangkat!
HapusInfo pelatihan blog bisa dilihat di mana ya?
BalasHapusKetinggalan deh. Padahal dekat 😬
Kalau workshop yang ini kemarin khusus untuk karyawan Bank Indonesia sih. Mungkin kamu mesti gabung ke Komunitas BLogger Jogja, sepertinya mereka sering ada event or workshop gitu.
HapusPeserta yang semangat gini bikin pemateri dan panitia juga makin semangat ya.
BalasHapus