7 Langkah Menulis Konten Evergreen Agar Traffic Blog Kamu Stabil
Konten evergreen untuk traffic yang lebih stabil |
Salah satu pernyataan dari seorang content marketer adalah sebagai berikut
Eugene Woo - Chief Data Scientist and Co-Founder of Venngage |
Apakah konten yang saya tulis itu akan tetap relevan 1 tahun ke depan? 10 tahun ke depan?
"Memasak" konten memang bisa dengan berbagai cara. Hasilnya pun, banyak jenisnya. Penggunaannya sendiri-sendiri. Kita nggak bisa cuma memasak satu jenis masakan saja untuk satu rumah (baca: blog) setiap harinya. Ibarat masak beneran ya, bayangkan saja kalau setiap hari makan sayur bayam, tempe goreng, dan sambal saja. Iya, enak sih. Awalnya, karena memang makanan itu favorit keluarga. Sehari dua hari masih kemakan. Coba saja seminggu penuh masak yang sama. Bosen nggak?
Ya gitu juga, saat menyajikan konten baik itu untuk blog maupun buat kamu para penulis konten pada umumnya.
Konten kontroversial, pernah saya ulas sebelumnya, memang bisa mendatangkan traffic yang banyak dalam satu waktu. Tapi, apakah bisa terus bertahan? Dari pengamatan saya yang pendek kok ya enggak ya. Karena biasanya yang kontroversial itu juga hanya topik musiman. Yang lagi ramai aja diomongin. Saat ada pengalihan isu lain ya sudah, bubar.
(((pengalihan isu)))
Terus? Apa mau cuma ngomongin yang ramai dibicarain aja? Cuma bahas yang lagi trending doang? Capek di pikiran kayaknya ya. Sesekali perlu juga menulis mengenai hal-hal yang tak lekang oleh waktu.
Untuk apa?
Tentu saja, untuk mendapatkan traffic stabil dari Google.
Mengapa harus mendapatkan traffic dari Google?
Lha terus mau dari mana? Ada yang bilang, konten ramai nggak butuh SEO, cuma mengandalkan virality. Saya juga punya banyak artikel viral, tapi tetep kok, traffic paling stabil datang dari konten yang evergreen. Sudah buktiin sendiri sayanya.
Mau menggantungkan diri dari ngemis share di media sosial dan komen dari orang-orang di postingan yang kontroversial terus? Sehari dua hari bisa, seterusnya? Balik lagi ke awal. Mau boosting up lagi? Ya, harus nyari lagi bahasan kontroversial lain. Yang kemarin udah out of date. Harus siap sedia setiap saat mencari "keributan".
Yang viral itu nantinya juga lama-lama akan kalah dengan traffic stabil.
Itu sih pendapat saya. Nggak tahu Mas Anang.
Coba yuk sesekali nyari ide yang evergreen. Yang biasa dicari oleh orang-orang dari Google. Nggak bakalan puyeng tiap kali ngeboosting up pageview lagi, karena konten evergreen cenderungnya lebih stabil memberikan traffic. Setiap saat orang nyari. Setiap saat ada orang baru lagi yang nyari lagi.
Paling-paling kita hanya harus update sedikit kalau memang ada perubahan (tapi karena evergreen, nggak banyak juga perubahannya).
Terus gimana caranya menulis artikel yang evergreen?
Sebelum ke "caranya", mendingan kita lihat dulu apa itu artikel evergreen.
Konten artikel yang evergreen, sudah saya singgung sedikit di atas, adalah konten yang bakalan relevan sampai kapan pun, nggak tergantung waktu, selalu dicari orang karena bakalan selalu ada orang baru atau "newbie" yang butuh.
Nah, terus apa saja yang termasuk ke konten evergreen? Hmmm, marilah kita balik dulu.
Apa saja yang TIDAK termasuk dalam konten evergreen?
- Informasi berdasarkan data tertentu dalam kurun waktu tertentu. Apa itu misalnya? Misalnya, "Ini Dia 10 Universitas Terbaik menurut data UNICEF untuk tahun 2016". Artikel sejenis ini jelas bukan konten evergreen, karena nggak akan berlaku lagi tahun 2017, 2018 dan seterusnya. Tapi apakah berarti nggak ada yang nyari? Tetep ada. Tapi nggak lama.
- Artikel berita, misalnya seperti "Rekonstruksi Pembunuhan Polisi di Bali, Tersangka Bingung". Nah ini jelas kenapa nggak termasuk dalam konten evergreen ya. Besok juga akan tergantikan dengan berita lain lagi, misalnya "Rekonstruksi Pembunuhan Polisi Ricuh" dan seterusnya.
- Konten infotainment soal selebriti. Misalnya, "Reza Artamevia Positif Narkoba, Ini Reaksi Anaknya" jelas bukan konten evergreen. Mungkin ada yang mikir juga, tapi kalau dibikin misalnya "Begini Cara Syahrini Eksis di Instagram" gitu kan juga jadi konten evergreen kan? Enggaklah. Ntar kalau si Inces udah tuwir, atau udah nggak laku lagi? Atau, "Begini cara mendidik anak ala Shahnaz Haque". Ada si Shahnaz-nya itu yang bikin nggak evergreen. See the point?
- Konten tentang fashion trends. Trend lho ya! Karena apa? Karena fashion itu cuepet buanget pergerakannya.
Terus gimana cara "masak" konten agar evergreen dan terus relevan sepanjang waktu?
Tips menulis konten evergreen
1. Targetkan pada para "pemula"
Prinsipnya, setiap orang yang mencari informasi adalah dikarenakan mereka nggak tahu mengenai akan suatu hal. Orang-orang yang mencari tahu ini bisa digolongkan sebagai "pemula".
When you want to learn a new skill or gain knowledge on a certain topic, you are a beginner.
Nah, targetkan konten pada mereka-mereka ini. Pada mereka yang belum tahu, supaya akhirnya menjadi tahu. Lebih jauh lagi, pastikan informasinya mengenai hal yang sangat mendasar.
Contoh.
"Tips menyusui bayi dengan nyaman."
"Pengin punya perpustakaan pribadi di rumah? Begini cara mudahnya."
"Tips jitu hemat listrik."
See the point?
Artikel tips menghemat listrik punya saya sekarang sudah dibaca oleh 24.3K orang, tanpa diboost sama sekali di media sosial mana pun. Cuma saya anggurin doang. Sharenya? Cuma 65 doang.
2. Pilih topik yang membahas masalah dasar yang universal dengan objek yang jelas
Ini sudah saya sebutkan juga di atas.
Contoh: pengin menulis artikel tentang bagaimana menjadi bahagia.
Bahagia adalah life goal buat semua orang. Betul? Bahagia adalah hal yang paling diinginkan oleh setiap manusia kapan pun di mana pun. Tapi hanya "bagaimana menjadi bahagia" saja juga kurang fokus.
Akan lebih baik jika tambahkan "objek".
Contoh: "Menjadi Ibu Rumah Tangga yang Bahagia"
Bakalan lebih bagus lagi, kalau kita meletakkan "objek" yang kontradiktif.
Contoh: "Menjadi Workaholic yang Bahagia"
Workaholic kan identik dengan stres, lalu tawarkanlah cara untuk bahagia.
3. Tunjukkan expertise-mu
One of the main features of an evergreen post is that it's referable.
Menjadi bahan rujukan dari siapa saja.
Misalnya.
Artikel "tips memilih tabungan dan asuransi pendidikan" jika ditulis oleh saya pasti sounds sangat berbeda dengan artikel yang ditulis oleh seorang ahli keuangan. So, saya meminta seorang ahli untuk menuliskannya. Hasilnya? Akan kita lihat saja. Karena baru saja tayang yes? :))
Apa tujuannya mengangkat topik tersebut?
Karena masih banyak ibu-ibu yang bingung soal tabungan dan asuransi pendidikan. Apalagi yang kayak saya :)) So, tujuannya ya, supaya bisa menjadi artikel rujukan bagi semua yang lagi bingung nyiapin dana pendidikan buat anaknya.
Agar bisa menjadi artikel rujukan, tentu saja, harus dikupas mendalam. Penuhi aturan 5W 1H saat menuliskannya. What, who, when, where, why and how. Kurang satu unsur saja, pasti artikel tersebut timpang.
Saya pernah mengedit beberapa artikel yang kurang 'why', dan itu benar-benar failed. Nggak jadi saya lanjutin dah. Hahaha.
4. Pilih format yang tepat
Faktanya, format esai biasanya lebih sulit untuk dibaca. Kalau nggak benar-benar pintar meramunya, dengan topik yang saaaangat menarik, biasanya hanya di-fast reading saja.
So, apa format yang paling oke?
So far, saya mencatat jenis artikel how to (panduan) dan tips yang paling banyak dicari orang. Saya coba mengetikkan kata "tips" di Ubersuggest, dan yang pertama keluar adalah "tips cepat hamil" itu banyak sekali dicari orang.
Saya sendiri kayaknya juga lebih banyak nyari info "gimana cara ...", atau "tips ...". Kayak kemarin Samsung Tab saya ngehang. Ya, nyarilah info how to fix frozen Samsung Tab. Ya langsung dapat, dan sembuh.
So, saran saya sih perbanyak di tips dan how to untuk evergreen content. Kalau jenis top list, itu agak nggak evergreen. Storytelling ... hmmm ... kecuali kalau kamu menulis secara wikipedia style. Tahu kan, yang kayak gimana?
5. Re-update and retouch
Kalau sudah tertulis terus apakah sudah pasti evergreen sepanjang waktu?
Nggak mesti juga. Ada kalanya zaman memang berubah. Jadi tetap harus diadakan penyesuaian. Seperti artikel soal Samsung yang ngehang itu, pada bagian akhir ada update, yang menyebutkan bahwa tips tersebut bisa berlaku untuk setiap jenis tab atau smartphone dengan non removable battery.
Nah, gitu juga dengan konten evergreen yang sudah kamu buat.
Kamu bisa saja sudah menuliskan tips cepat hamil yang oke, buat para calon mama muda. Tapi tetap keep update dengan perkembangan zaman. Saat ada perubahaan pada ilmu kesehatan, kamu juga harus menyesuaikannya dalam artikel kamu tersebut.
Bikin baru dong?!
Bikin baru bisa, tapi jangan lupa untuk merefer juga artikel lama kamu. Lalu di artikel lama juga diupdate, bahwa ada berita baru soal tips cepat hamil yang ditulis di sebelah sini (dengan link). Dengan demikian, pembaca kamu pun ikutan terupdate.
6. Ajak to take action
Pada akhir artikel, jangan lupa untuk mengajak pembaca kamu untuk melakukan action.
"Silakan dicoba."
"Tetap sehat!"
"Share tips tambahan kamu di kolom komen!"
Dan seterusnya.
Orang-orang membaca blog atau artikel karena mereka membutuhkan informasi atau untuk belajar sesuatu yang baru. Setelah membacanya maka mereka akan mempraktikkannya. Yakinkan bahwa tips atau panduan dari kamu pasti berhasil.
7. Share setiap waktu
Yang terakhir, rajin-rajin share.
Share di media sosial juga bagus untuk SEO. Selain itu, juga untuk kasih tahu teman atau follower kamu kalau kamu punya informasi yang berharga.
Kalau sudah jadi, tambahkan dengan optimasi-optimasi SEO dasar yang lain yang sudah dipelajari, misalnya seperti hirarki H1, H2, H3, dan seterusnya, juga optimasi image-nya endebre endebre.
Maka, artikel evergreen kamu pun akan mampu mendatangkan traffic yang stabil dari search engine.
Kesimpulan
Memang ada banyak jenis konten, namun masing-masing juga mempunyai fungsi sendiri-sendiri. Artikel viral cukup membantu buat ngeboost traffic, tapi hanya bertahan sebentar. Evergreen memang trafficnya nggak sebanyak artikel kontroversial, tapi memberi traffic lebih lama.
Yang mana yang menguntungkan kita?
Semua menguntungkan, karena itu kenali tujuan kamu saat menuliskannya.
Selamat nulis!
44 comments
Suka sekali tipsnya! Jadi memang ada kiat khusus ya untuk menyusun konten yang bikin traffic stabil :)
BalasHapusYep, ada Mbak :)
HapusTerima kasih sudah baca ya :')
Makasih tipsnya mbak. Kemaren saya pernah postb tentang selebriti, tapi gak bertahan lama.
BalasHapusYep, kalau ada selebnya biasanya nggak terlalu bertahan lama :)
HapusLepas saja nama selebnya. Kalau mau menjadikannya sebagai evergreen content.
bener ya mbak ..
BalasHapusbaca2 di dashboard, memang pencarian orang2 itu hal2 sederhana yang nggak disangka bakal ditanyakan..
aku mungkin mikirnya, ah gitu doang ditanyain sih..
mungkin kita harus menempatkan diri jadi seorang yang lugu,orang biasa .. biar tahu apa yang bakal dicari orang di dunia maya
(((orang lugu)))
HapusHahaha. Makasih ya, sudah baca. :D
Viralitas gak akan sama dengan evergreen. Walau mgkn ada yang bisa viral dan juga evergreen.
BalasHapusSaya ngelihatnya kl bikin yang viral, lama2 akan jadi media entertainment. Sdgkan sbnrnya evergreen akan jd viral pada waktunya nanti.
Standar masing-masing web sih beda-beda. Tapi sepengertianku sih viral adalah konten yang menyebar dengan cepat. Buatku share lebih dari 200, pageview lebih dari 2000 dalam waktu 1 hari, itu viral.
HapusEvergreen memang nggak akan sama dengan artikel viral, dan konten evergreen nggak akan pernah jadi viral. Kalaupun nanti jumlah sharenya banyak, ya itu karena memang banyak yang butuh yang biasanya terkumpul karena terakumulasi waktu.
Konten evergreen tentang kehamilan, menyusui, mendidik anak biasanya long lasting ya mba..*dicatet* :)
BalasHapusNah, itu topik sepanjang masa banget dengan target pembaca emak-emak, Mbak Jul. Boleh dieksplor lebih dalam lagi di masing-masing topik, nanti akan menghasilkan keyword yang bagus. :)
HapusMakasih, Mbak, sudah baca.
Duh, mesti belajar banyak lagi tentang konten evergreen ini. Terima kasih atas pengetahuan barunya mbak. :D
BalasHapusSama-sama.
HapusSemoga bermanfaat :)
Wah iya nih, kayaknya jarang buat postingan soal tips dan how to :)
BalasHapusAda kan?
HapusBeberapa sudah kulihat :)
Bagus bgt tips2nya mba.. suwun
BalasHapusTerima kasih ya, sudah baca :)
HapusBener banget, tulisan saya tentang cara bayar tagihan anuan eh visitor mah tetep. Kayanya kudu dipoles lagi kali ya. Biar pembaca gampang ngebacanya
BalasHapus(((tagihan anuan)))
HapusDipoles lagi yuk, barangkali ada update-update terbaru :)
Evergreenku ya memang yg aku tahu sih, tentang toko2 kulakan, tiap hari mendominasi wwkwkwkk. Belakangan mulai merangsek ttg cari sekolah di Jogja. Kalau yg kita tahu memang jadi detil, jadi referensi.
BalasHapusBetul. Semakin detail, maka semakin bisa dijadikan referensi. Nggak bikin how to umbah-umbah bagi pemula, Mbak? :P
Hapusasyik.. nambah ilmu lagi.. makasih mba carra
BalasHapusTerima kasih, Mbak Nova, sudah baca :)
HapusSaya kurang minat mba untuk nulis yang lagi trend macam nikah muda atau apalah. Saya lebih suka nulis resep masakan yang simple dan bahannya nggak mahal. Ini masuk evergreen nggak, mba?
BalasHapusTermasuk banget :)
HapusEvergreen content.. Thanks mba,, kayaknya tulisanku perlu dievaluasi biar evergreen dan long lasting.. :D
BalasHapusKan sudah ada :) Itu kayak panduan bagi pemula yang pengin main saham tuh? Bakalan evergreen deh itu :) Ditambah lagi aja.
HapusAseeeek, dapat tambahan ilmu lagi.
BalasHapusAlhamdulillah di blog Keluarga Biru sudah memiliki beberapa artikel evergreen, baik tentang parenting, kuliner dan traveling. Itu tulisan tahun pertama semua, di tahun kedua ini kok susah ya bikin yang sehebat itu daya tariknya.
Kira-kira penyebabnya apa ya Mbak?
Wah. Apa ya, yang tahu barangkali Mas Ihwan sendiri juga. Apa mungkin sudah banyak yang bahas, dan kebetulan Mas Ihwan nulisnya dari angle yang sama? Coba dieksplor lagi secara angle, karena ide sih nggak harus selalu baru :)
HapusAku memang kurang suka menulis topik2 kontroversial. Lebih enak menulis yg evergreen, kapan pun dibaca rasanya masih tetap relevan
BalasHapusBegitulah. Thanks sudah membaca :)
HapusIni juga termasuk konten evergreen hehe. Emang, yang berbau how, tips, list itu longlast banget. Tapi di blogku yang berbentuk cerita juga banyak yg sampe sekarang masih nyari :D
BalasHapusMemang tergantung sih ya, ceritanya tentang apa :) Semoga terus longlast ya :)
HapusWah menarik!
BalasHapusTFS ya Mbak.. Dirimu nggak pernah pelit berbagi ilmu. TOP deh
Blogku dikunjungi seleblog! *suguhin Thai tea*
HapusSaya setuju. Kita menulis dan mengangkat blog kita secara alami dengan pondasi konten yang kuat. Salah satunya konten yang bisa relevan dalam jangka panjang. Terimakasih atas ilmunya. Salam kenal
BalasHapusDeco
Salam kenal kembali. Terima kasih ya, sudah membaca.
HapusAku sebenarnya lebih suka yang evergreen, karena dicari sepanjang masa.
BalasHapusKalo untuk menulis artikel yg viral seperti berita yg sedang hot-hot nya kadang suka telat, sudah dibahas dimana-mana eeeh malah akunya baru tau. Mau ditulis kok ya sudah telat banget moment nya hahaha :D
Huahahahahahaha. Iya, kayaknya kalau kayak MakLi, cocoknya resep aja dah. Nyam.
Hapuswhuaaa...memang harus tetap mikirin tulisan evergreen yaa mba. biar tetap ada pengunjung
BalasHapusAstaga, selama jadi blogger baru tau ada namanya konten evergreen, menarik sekali bahasannya, jadi pengen cepet2 nulis konten evergreen.
BalasHapusTips nya sangat menarik dan berguna sekali. Sukses selalu..
BalasHapusMhn advise nya blog saya www.kisahinspiratifislam.tk
Ada saran supaya blog tampil baik dan menarik ? Maklum baru mulai ngeblog...salam sukses selalu
Tipsnya amazing Dan applicable banget, senang bgt nyasar di blog ini hehe
BalasHapusTermasuk artikel yang sedang dibaca ini adalah Evergreen ,saya blogger pemula yang sedang menimba ilmu
BalasHapusTerimakasih mengenai info Artikel Yang Evergreen, saya tahunya selama ini hanya keyword yang abadi. Semoga sukses terus yah...
BalasHapusTemplate nya keren dan cakep..