5 Jenis Konten yang Paling Saya Suka, dan Mungkin Juga Disuka Oleh Setiap Orang
Saya hanya suka 5 jenis konten ini. |
Hae, semua.
Sudah beberapa hari saya bingung, mau nulis soal getting Facebook Page's organic reach, soal Feedly's hacks, atau nulis tentang konten lagi. Lucunya dua yang pertama itu, saya udah bikin outline. Tapi, entahlah, seperti ada dorongan buat pending dulu keduanya. Hahaha.
So, saya mau nulis lagi-lagi tentang konten.
Mengapa lagi-lagi konten?
Karena banyak orang yang sebenarnya tahu betapa saktinya si konten ini, TAPI somehow, nggak tahu bagaimana meramunya hingga kemudian bisa matang dan menjadi konten yang layak dibaca.
Tentu saja hal ini penting kalau kamu memang pengin artikel kamu dibaca oleh banyak orang lho ya. Kalau kamu lagi-lagi berkilah, bahwa kamu ngeblog untuk diri sendiri, dibaca sendiri, nggak peduli orang mau baca atau enggak, ya ... silakan skip saja :))
Make it fun to read. |
Kalau kamu merasakan hal yang sama dengan yang baru saja saya sebutkan itu, saran saya cuma satu: try to put yourself in your blog reader's shoes. Posisikan dirimu sendiri sebagai pembaca blog kamu, tanpa tendensi tertentu. Coba untuk menyingkirkan berbagai pamrih dan kebutuhan ego, dan anggap diri kamu berada di satu blog MERELY karena ada informasi yang pengin kamu dapatkan.
Mengapa begitu?
Logikanya begini.
Dengan berbagai etika gawul di dunia blogging, yang kamu harus blogwalking demi silaturahmi, kamu harus komen karena postinganmu sudah dikomen, kamu harus datang karena sama-sama ikutan lomba dan mengharapkan kamu juga akan balas didatangi, kayaknya kepuasan membaca dan mendapatkan informasi yang dibutuhkan itu jadi agak bias.
Eits. Sebentar. Sebelum saya dinyinyirin, please ya, jangan salah mengerti. :))) Saya bukan bilang, hal itu buruk, hal itu salah. NO. Enggak ya. Saya hanya berusaha membuat kita untuk fokus saja pada satu perkara, yaitu bahwa namanya saja ini dunia informasi ya. Tekniknya saja namanya teknik informatika. Teknologinya namanya teknologi informasi. So, pastinya yang kita cari ya informasi. Betul?
*lalu ada suara Ipin bilang, "Betul betul betul!"*
Perkara gawul menggawuli, itu mah silakan saja. Orang nyatanya hal tersebut juga kita perlukan, juga penting. Hanya saja, keperluannya lain. Konteksnya lain.
So, let's focus on information that we need aja untuk kali ini.
Nah, kembali ke perkara informasi.
Saat saya sendiri sedang berburu informasi, tentunya saya akan mengandalkan Google. Masukkan keywordnya dan lalu ... voila! Berbagai search result muncul. Yang pertama akan saya klik, tentu saja adalah yang ada di peringkat pertama.
Dan, kemudian, apakah selanjutnya saya terus baca sampai akhir atau enggak, itu tergantung si konten. Betul?
Baca juga: Bagaimana Cara Menulis 100 Kata Pertama yang Ajaib Agar Orang Mau Terus Membaca Artikel Kita
Dan, so far, saya akhirnya punya 5 jenis konten yang pada akhirnya bisa memuaskan nafsu haus akan informasi saya, and they are:
1. Konten yang mampu menjawab masalah saya dan memberikan informasi yang lengkap
Image via Awe Branding |
Saya mencari informasi tentunya karena saya punya masalah, atau saya punya pertanyaan yang memerlukan jawaban. Sesimpel apa pun itu. Sesimpel masalah, bagaimana cara membuat path daily. Atau masalah menemukan quote yang tepat buat opening artikel. Atau bagaimana memperbaiki ini dan itu. Atau di mana servis laptop yang buka di hari Minggu yang lokasinya dekat dengan rumah.
Intinya, saya punya masalah, dan saya butuh informasi.
Meski masalah saya simpel, tapi yang saya butuhkan bukanlah artikel apa adanya. Saya butuh artikel yang bisa menjawab permasalahan saya secara lengkap, dan membantu saya memecahkannya.
Biasanya yang saya lakukan adalah scanning dan fast reading dulu, baru kemudian saya akan membacanya kembali dengan saksama kalau memang artikel tersebut saya nilai bisa menolong saya.
Paling sebel kalau saya sudah susah-susah membaca artikel, eh, ternyata segitu doang. Artikelnya kentang, nanggung. Nggak memberikan jawaban yang saya cari.
Ibarat puzzle, banyak hal yang seharusnya dijelaskan, tapi kok nggak ada.
Ya gitu deh, kentang.
Dalam mencari informasi sendiri, saya juga selalu scanning. I don't like wasting my time untuk membaca hal-hal yang nggak saya butuhkan, atau nggak penting buat saya. Iya, saya sebagai pembaca memang seharusnya egois kan? Penulis boleh menuliskan apa saja terserah mereka, tapi buat saya yang penting ya, informasi yang bisa saya dapatkan. Apalagi kalau konten atau informasi tersebut nggak saya peroleh dari tempat lain.
Udah deh, saya pasti akan ngendon lama :)
2. Konten yang 'berbicara' pada saya
Image via Limk |
Saya suka konten yang seakan-akan penulisnya sedang ngomong sama saya saat memberikan informasi.
Bukan konten yang menggunakan bahasa baku banget, juga bukan konten yang bikin saya mengernyitkan dahi saat membacanya karena terlalu banyak huruf-huruf berjejer nggak jelas yang nggak ada maknanya.
Bahasa yang baku banget, bikin saya ngantuk bacanya. Semacam baca diktat kuliah, atau buku pelajaran. Nggak bikin asyik.
Konten yang sekadar huruf-huruf berjejer tanpa makna aka bahasa 4l4y bikin saya kayak lagi memecahkan kode-kode rahasia. Informasinya belum saya dapatkan secara maksimal, malah udah puyeng duluan.
Untuk dua tipe di atas, yamonmaap ni ya, saya skip.
Saya suka membaca konten yang bikin saya merasakan sesuatu, layaknya orang yang lagi ngerumpi. Saya bisa ikut ketawa, saya bisa ikut sedih kalau memang sedih, hanya dengan membaca tulisan. Saya bisa seneng karena nambah pengetahuan, juga menambah value diri saya sendiri.
Baca juga: Bagaimana sih Konten yang Bagus Itu? Coba Simak Apa Kata 13 Top Content Creators Ini!
3. Konten yang tidak membuat saya lelah saat membacanya
Bandingkan format kiri dan kanan. Kamu lebih suka baca yang mana? Saya sih lebih betah baca yang kanan. |
Ada beberapa hal yang bisa membuat pembaca artikel lelah, di antaranya:
- Konten yang hingga paragraf kedua dan ketiga belum juga masuk ke dalam inti topik pembahasannya.
- Konten panjang tanpa variasi format, hingga berkalimat-kalimat dalam satu paragraf, tanpa dibikin indent, atau pemisahan, atau jeda.
- Konten kopasan, yang sudah saya baca di banyak tempat lain, hanya domainnya saja yang beda-beda.
- Konten yang nggak fokus pada inti masalah yang sedang dibahas, kebanyakan ilustrasi cerita yang nggak terlalu relevan. Semacam mau lucu, tapi malah jadi garing. Lebay. Hahaha. Agak subjektif sih ini emang ya. But, semoga maksud saya tertangkap sih.
- Konten yang kebanyakan drama, tanpa memberikan nilai tambah buat saya. Konten baper, bikin emosi berlebihan, .... Memang sih, supaya membuat konten kita 'berbicara', kita harus menyelipkan emosi kita di sana sini. Tapi ya nggak usah lebay juga. Secukupnya saja. Harus pas! Kelebihan? Bikin lelah. Yang penting nih ya, penulis boleh punya ego tinggi. Tapi, percayalah, pembaca itu punya ego lebih tinggi ketimbang penulis ;)
Ya gitu deh, logikanya.
4. Konten yang variatif
Image via Linkedin Business |
Saya ini adalah tipe manusia kinestetis, yang cenderung ke visual. Saya akan gampang tertarik untuk melihat sesuatu secara visual lebih dulu, baru kemudian membacanya.
Untuk buku pelajaran pun, saya suka yang gambarnya banyak.
Meski saya juga bisa betah baca novel. Tapi biasanya memang saya lebih suka novel yang deskriptif, sehingga memungkinkan saya untuk mengimajinasikan apa yang ada dalam cerita.
Menurut survey data, 80% orang memang lebih cenderung mampu mencerna dan tertarik pada visual. Karena itu, zaman sekarang konten juga berkembang nggak cuma tulisan. Tapi juga ke visual; gambar berteks, infografis, meme, komik, video, dan lain sebagainya.
Tapi visual ini menurut saya, terutama dalam konteksnya dengan blogging, masih merupakan pelengkap dari tulisan. Bagaimanapun, Google mengindeks berdasarkan tulisan, bukan visual. Google masih belum bisa membaca gambar. Yang bisa kita lakukan hanyalah mengoptimasinya, dengan menambahkan image title, image alt title endebre endebre itu.
So, tetaplah konten bergantung pada tulisan ya. Namun, yang bervisual akan lebih disukai. Lebih saya sukai juga. Saya lebih betah bacanya.
5. Konten yang tidak membuat saya terdistraksi
Image via Limk |
Ah, yang ini, mungkin akan banyak yang tersindir nih :))
Saya akan dengan cepat pergi dari sebuah blog atau web, yang dateng-dateng udah langsung disuguhi dengan lebih dari satu popups. Udah gitu, popups-nya ngiklanin web atau hal lain yang nggak ada hubungannya dengan informasi yang saya butuhkan.
Popups, terutama yang menawarkan untuk subscribing blog atau web, memang sudah terbukti cukup efektif untuk menjaring subscriber. Ini sangat menguntungkan buat kamu yang sedang mengembangkan ecommerce, atau setidaknya blogging for ecommerce. Atau blogging untuk jual jasa. Yeah, semacam itulah ya.
Tapi, tolong dong, jangan lebih dari satu popups untuk satu blog. Ada sih pakar blogging luar yang menyarankan nggak boleh lebih dari tiga popups buat satu web. Tapi buat saya, satu itu sudah banyak :))) Nggak tahu Mas Anang.
Sudah popups banyak, iklan bling bling tersebar merata di seluruh penjuru laman artikel. Hadeh ...
Iya, saya tahu. Itu adalah usaha si pemilik blog untuk mendapatkan penghasilan. Ngerti banget kok saya. Toh kalau memang kontennya benar-benar saya butuhkan, dan saya nggak bisa menemukannya di lain tempat, ya saya biasanya betah-betahin aja bacanya :)))
Makanya, konten jenis ini saya taruh terakhir di list saya ini. Karena sebenarnya bikin saya nggak fokus ke isi artikel, malah jadi keganggu sama semua bling bling, tapi saya butuh informasinya. Ya, jadinya antara suka sama nggak suka deh. Hahaha. Love and hate relationship. Halagh.
Makanya harus pinter-pinter naruh iklan. Lalu, 'paksa' si pembaca untuk tetap mau baca dengan konten yang nggak bisa ditemukan di tempat lain. Kalau enggak, yasolongbabay.
Ini juga berlaku untuk segala macam jenis iklan, paid post, affilate .... Name it.
Baca juga: 11 Situs Berkonten Viral Ini Bisa Banget untuk Referensi Menulis
Nah, itu dia beberapa jenis konten yang saya suka. Kemungkinan besar sih juga akan disuka oleh orang pada umumnya.
Kamu sendiri, jenis konten seperti apa yang bikin kamu betah baca?
36 comments
Saya suka tulisan mbak Carra dan pengen follow blognya tapi nggak tahu di mana :D
BalasHapusHahaha. Iya, harus manual follownya, Wulan.
HapusMakasih banyak yahhh :-*
Whoaaa makasih buat pencerahannya Mbak Carra ^^ Iya nih, aku udah beberapa lama vakum ngeblog gara-gara keasyikan hanimun #ehh Trus balik ngeblog rada susah bikin postingan yang menarik + interaktif. Bismillah bisa mempraktekkan apa yang Mbak Carra tulis. :D Thanks for sharing :*
BalasHapusIh, keasyikan hanimun. Hhahaha. Berat banget tuh, buat balik lagi emang ya :D
HapusThanks for reading ya :-*
Samaa mbaa dan aku mulai mikir isi blogku kayaknya masih jauh dari itu, hiks
BalasHapusNggak juga. Aku sering baca ke blog Mak Irits, dan udah berasa diceritain kok :)
HapusKeep writing ya :-*
Paling sebel kalau saya sudah susah-susah membaca artikel, eh, ternyata segitu doang. Artikelnya kentang, nanggung. Nggak memberikan jawaban yang saya cari.
BalasHapusyang ini banget banget banget banget setuju....
yang terakhir makjleb. hahahaa
Ng ... nggak maksud, Mas. Huhuhu.
Hapus*sungkem*
Setuju! Aku paling suka sama konten yang seperti ngajak bicara dan memungkinkanku mendeskripsikan sesuatu. Mak Carra u always rock!
BalasHapusNo, you rock! :)
HapusMakasih ya.
kontennya apa yang saya sukai? kontennya mak carra. Pasti yang lain juga gitu bukan?
BalasHapusAwwwww. You're so sweet :-*
HapusMakasih ya, sudah mau baca.
Itu kenapa kentang dibawa-bawa siiih? :p
BalasHapusKunjungin blog aku dong Mba, alay nggak? hahaha
Pernah dikomenin pembaca katanya kalau baca blogku serasa lagi ndengerin aku siaran *laah, kalah radio XD
Kentangnya soalnya lebih enak dibikin French Fries, Nyak.
HapusKalau dibilang gitu, berarti bagus tuh, Nyak :)
Kentang dibully! hihiihh tapi setuju banget sih, hiks coba ya di akhir itu ada kesimpulan atau penutup gitu biar gak kentang huhuhuh...
BalasHapusAkoh cintaah artikel iniiiiii :* pencerahan banget... ahh, dirimu emang top deh mak!
... dan aku cinta kamoh.
Hapus*halagh*
:))))
Makasih ya, Ran.
Aku juga lagi belajar menulis yang bikin betah pengunjung blog mbak. Soalnya setiap menulis di blog aku suka menggunakan kata-kata baku. :D
BalasHapusHahaha. Itu opini pribadi ya.
HapusKalau memang style-nya begitu ya enggak apa-apa. Selera orang beda-beda, Mbak :)
Hmmm... konten bloggku disuka mbak Carra nggak yaaa?
BalasHapusEka nih, nanya apaan?
HapusReadernya udah bejibun kok masih nanya. Nguji ya?
*baper*
#hloh
dan konten seperti itu yang tidak mudah dibuat hehehe..harus belajar lagi dan lagi :)
BalasHapusHahaha. Iya, Mak. Nggak gampang ya.
HapusYuk, nulis terus sampai menemukan yang pas ;)
setuju banget...kadang pop up itu agak mengganggu...apalagi kalau tidak sengaja kepencet...
BalasHapuskalau isi tulisan panjang maksimal berapa kata perjudul ya supaya nggak bikin orang cape baca..? :))
per judul kalau menurut survei Hubspot rata-rata 50 karakter untuk bisa nyaman dibaca orang :)
HapusAduh sepertinya kontenku nanggung deh, seperti kentang itu hiks, masih jauh dari jenis konten yang menarik untuk dibaca *ngumpet di balik selimut :D
BalasHapusHAhaha. Ayo, Mak. Dibikin variatif yuk :)
HapusKebanyakan popups itu lhooo, ampun. Dah gitu iklan segede gaban ngalingin artikelnya kadang ada yg susah diskip.
BalasHapusTengkyu pencerahannya, Mba. Coba praktek ah
Makasih carra...aku jadi nerima banyak pelajaran nulis Blog nih. Tapi kadang suka susah nerapin. Sulit fokus kalo aku orangnya hehehe. Duh... Jadi khawatir ama gaya nulisku. Berarti harus bebenah lagi nih biar jadi lebih baik.
BalasHapusBtw, aku sebel bukan cuma sama iklan pop up. Tapi juga kotak iklan yg lebih dari 1 di dalam badan tulisan. Krn jempolku kan besar jadi pas lagi scroll suka kejebak malah ngebuka iklan yg ada di kotak statis itu. Ih..serasa terjebak. Makanya malas mampir lagi ke blog mereka malahan jadinya.
Soal iklan.. Saya kalo udah liat nama produk di JUDUL postingan aja udah males baca :D Padahal, bisa jadi tulisannya bagus dan bermanfaat. Tapi, gara-gara udah ada nama produk di judul, langsung skip. Beda sama yang ngiklannya smooth. Ceritanya soal drama Korea, terus disambungin sama produk kecantikan. Kalo yang begini masih betah baca.
BalasHapushalo mbak Carra, senang baca artikelnya :)
BalasHapusMakasih ilmunya mba...
BalasHapusWah, pasti kamu gak bakalan suka sama blog saya dek 😊
BalasHapusTerima kasih ilmunya...
Tapi mbak Carra, gimana caranya tau apa yang dicari pembaca (selain dari riset keyword) ? Selama ini cuma nulis apa yang lewat di kepala.
BalasHapusMbak Virly, bisa dilihat dari Google Analytics, di antaranya di artikel mana pengunjungnya paling banyak, di artikel mana pengunjung paling lama menghabiskan waktunya, dan di artikel mana yang banyak komennya dan komen-komennya tuh terdengar paling exciting, nggak cuma nice info gan.
HapusHa ha, saya ternyata kurang perhatiin konten karena awal mula bikin blog cuma untuk ngarsipin karya pribadi. Namun seiring waktu saya kerap baca blog teman-teman yang kontennya oke cuma lom bisa meniru dengan baik. Ini masukan bagus untuk saya, Mak Carra.
BalasHapusHem, saya kerap tersesat di blog yang gimana gitu kala cari konten tertentu dan ngerasain juga. :)
Selalu bagus dan informatif artikelmu mba. Memang suka nggak tahan baca konten banyak pop up nya.
BalasHapus