• Home
  • About
  • Daftar Isi
  • Konten Kreatif
    • Penulisan Konten
    • Penulisan Buku
    • Kebahasaan
    • Visual
  • Internet
    • Blogging
    • Marketing
    • User
    • WordPress
  • Media Sosial
    • Facebook
    • Twitter
    • Instagram
  • Stories
    • My Stories
    • Featured
    • Freelancer
  • Guest Posts
Diberdayakan oleh Blogger.
facebook twitter instagram pinterest Email

Carolina Ratri

Ukuran Feed Instagram 6 Kotak dan Cara Membuatnya Tanpa Ribet

Eits. Bukan, ini bukan fitur baru. Ada yang nanya soal feed Instagram 6 kotak dari Google, masuk deh ke Console. Hehehe.

Iya, ini bukan fitur baru. Tapi cara kreatif menata tampilan profil biar lebih menarik. Maksudnya, satu gambar besar dibagi jadi enam bagian, lalu diunggah satu per satu. Hasil akhirnya terlihat menyatu saat orang buka profil.

Gaya ini biasa disebut puzzle feed. Umumnya terdiri dari dua baris dan tiga kolom. Setiap kotaknya tetap berdiri sendiri, tapi kalau dilihat bareng-bareng, tampilannya utuh jadi satu gambar besar.

Banyak brand, kreator, sampai akun jualan pakai gaya ini buat tampil lebih estetik. Tujuannya jelas untuk menarik perhatian, memperkuat identitas visual, dan bikin orang betah ngintipin feed. Meski terlihat ribet, sebenarnya bisa banget dibuat dengan cara yang simpel asal tahu ukurannya dulu.

Ukuran Ideal Tiap Kotak Feed Instagram 6 Kotak 

Ukuran jadi hal paling penting saat mau bikin feed Instagram 6 kotak. Satu kotak biasanya punya ukuran 1080 x 1080 piksel. Ini ukuran standar yang disarankan Instagram supaya hasilnya tetap tajam dan nggak pecah.

Nah, perlu diingat, ukuran 1080 x 1080 piksel itu untuk rasio 1:1 alias kotak. Lalu kalau pakai rasio 4:5 (potret/portrait), ukuran idealnya berapa? Jawabannya 1080 x 1350 piksel. Rasio 4:5 ini biasanya dipakai kalau mau maksimalin tinggi gambar dalam satu post, supaya lebih menonjol di feed atau saat dilihat di beranda. 

Bisa nggak kalau dijadiin puzzle feed?

Bisa, tapi ada catatannya.

Puzzle feed pakai rasio 4:5 (1080 x 1350 px) tetap bisa dibuat, tapi tampilannya nggak akan nyambung sempurna di halaman profil. Soalnya, tampilan grid di profil Instagram selalu potong gambar jadi kotak (1:1).

Jadi meskipun gambar aslinya portrait dan rapi saat diunggah, bagian atas dan bawahnya akan terpotong otomatis di tampilan grid. Efek puzzle-nya bisa jadi kelihatan aneh atau nggak nyatu.

Kalau mau puzzle feed yang nyambung utuh, paling aman tetap pakai ukuran square (1080 x 1080 px per kotak) biar hasil akhirnya pas di grid profil. Rasio 4:5 lebih cocok dipakai kalau tiap postingan berdiri sendiri, bukan bagian dari satu puzzle besar.

Nah, lanjut ya. Karena terdiri dari 2 baris dan 3 kolom, gambar utuh sebelum dipotong idealnya punya ukuran 3240 x 2160 piksel. Jadi nanti bisa dibagi rata ke 6 bagian tanpa merusak proporsinya. Ukurannya tetap presisi dan nggak bikin desain jadi aneh waktu dilihat di profil.

Resolusi tinggi juga wajib dipakai. Soalnya kalau gambarnya terlalu kecil atau kualitasnya rendah, hasil akhirnya bisa blur. Padahal tujuan pakai grid kayak gini kan biar estetik. Sayang banget kalau malah kelihatan buram pas dilihat pengunjung profil.

Baca juga: 15 Ide Style Feed Instagram yang Bisa Kamu Sontek Supaya Akunmu Lebih Stylish

Cara Membuat Postingan Puzzle dengan Ukuran Feed Instagram 6 Kotak

Ukuran Feed Instagram 6 Kotak dan Cara Membuatnya Tanpa Ribet

Bikin postingan puzzle memang butuh sedikit trik, apalagi kalau pengin hasilnya rapi dan nyambung di profil. Ukuran feed Instagram 6 kotak jadi dasar penting yang harus disiapkan sejak awal. 

Nah, berikut ini langkah-langkah yang bisa diikuti buat bikin puzzle feed dengan ukuran yang pas.

1. Buat Desain Utuh Ukuran 3240 x 2160 Piksel

Mulai dari satu gambar utuh berukuran 3240 x 2160 piksel. Ukuran ini terdiri dari 3 kolom dan 2 baris, masing-masing 1080 x 1080 piksel per kotak. Bisa pakai Canva, Photoshop, atau tools lain yang nyaman dipakai.

2. Susun Elemen Desain dengan Rapi

Tempatkan tulisan, gambar, dan elemen visual lainnya dengan posisi yang seimbang. Jangan taruh teks di garis perpotongan antar kotak, supaya nggak terpotong canggung waktu dipecah.

3. Simpan Desain dalam Format JPG atau PNG

Setelah desain selesai, simpan dalam format gambar (JPG/PNG). Pastikan kualitas tinggi, jangan sampai pecah atau buram.

4. Buka Website PineTools – Split Image

Masuk ke situs PineTools Unggah gambar yang sudah dibuat tadi.

5. Atur Pemotongan Jadi 3 Kolom dan 2 Baris

Di bagian pengaturan, pilih “Vertical pieces: 3” dan “Horizontal pieces: 2”. Artinya gambar akan dipecah menjadi 6 bagian (3x2 kotak).

6. Klik ‘Split’ dan Unduh Semua Potongan

Setelah klik “Split”, situs akan otomatis membagi gambar jadi 6 file. Unduh semuanya satu per satu, atau sekaligus dalam format zip.

7. Upload ke Instagram dengan Urutan Terbalik

Mulai unggah dari kotak kanan bawah ke kiri atas. Urutannya seperti ini:

6 – 5 – 4

3 – 2 – 1

Tujuannya agar saat dilihat di profil, posisinya pas dan menyatu.

Tip Menjaga Konsistensi Tampilan Feed

Gunakan palet warna yang konsisten

Warna adalah elemen pertama yang langsung kelihatan saat orang buka profil. Kalau warna antar kotak beda-beda tanpa arah, feed bisa terlihat berantakan. 

Pilih 2–4 warna utama yang cocok satu sama lain, lalu pakai secara konsisten di semua desain. Warna ini bisa jadi ciri khas yang bikin orang langsung kenal gaya visualmu. Pakai palet yang senada juga bantu biar puzzle feed tetap terlihat rapi dan enak dilihat.

Perhatikan font, tone, dan gaya visual

Bukan cuma warna yang harus seragam, tapi juga jenis font, gaya tulisan, dan tone visual secara keseluruhan. Kalau hari ini pakai font tebal dan besok pakai font kaligrafi, kesannya jadi nggak konsisten. 

Tentukan gaya utama dari awal, lalu pakai itu terus di semua postingan. Gaya visual yang rapi dan konsisten bisa memperkuat branding, baik untuk akun pribadi maupun bisnis.

Pastikan tiap kotak tetap informatif meski berdiri sendiri

Meskipun tujuannya bikin gambar besar yang menyatu, penting juga memastikan bahwa setiap potongan tetap punya arti. Jangan sampai ada kotak yang isinya cuma potongan warna polos atau setengah tulisan yang bikin bingung. 

Kalau bisa, atur isi desain supaya tiap kotak tetap menarik dan bisa dinikmati walau dilihat terpisah. Ini penting karena follower biasanya scrolling satu per satu, bukan selalu lihat feed utuhnya.

Baca juga: 7 Ide Postingan Instagram Aesthetic yang Menarik dan Mudah Dibuat

Ukuran feed Instagram 6 kotak memang kelihatan sederhana, tapi butuh perhatian di banyak detail biar hasil akhirnya benar-benar rapi. Mulai dari ukuran gambar, penempatan elemen, sampai urutan unggah, semuanya saling berkaitan. Kalau semua langkah sudah dilalui dengan benar, tampilan feed bisa jadi lebih menarik dan profesional tanpa harus ribet.


Buat yang pengin tampil beda dan butuh desain puzzle feed yang sesuai ukuran feed Instagram 6 kotak, aku juga buka open commission untuk ilustrasi custom. Kalau tertarik, bisa klik di sini.


Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Kenapa Banyak Orang Gagal Menulis Buku Pertamanya sampai Selesai?

Menulis buku sering kali jadi impian banyak orang. Ada yang sudah punya ide sejak lama, ada juga yang semangatnya muncul setelah ikut kelas menulis atau baca buku inspiratif. 

Tapi kenyataannya, tak sedikit yang akhirnya berhenti di tengah jalan. Naskahnya cuma berisi satu dua bab, lalu dibiarkan terbengkalai begitu saja.

Kenapa Menulis Buku tapi Sulit Menyelesaikannya?

Kenapa Banyak Orang Gagal Menulis Buku Pertamanya sampai Selesai?

Padahal, banyak orang punya ide yang kuat. Niatnya juga sungguh-sungguh. 

Tapi tetap saja, proses menulis buku itu tak semudah yang dibayangkan. Ada hal-hal yang bikin langkah macet tanpa sadar. Bukan karena tidak mampu, tapi ada sesuatu yang pelan-pelan mematahkan usaha itu.

1. Perfeksionisme Berlebihan

Banyak yang ingin menulis buku pertama yang langsung sempurna. Padahal draf awal memang wajar kalau masih berantakan. 

Terlalu sering mengoreksi setiap kalimat bikin proses nulis jadi lambat. Akhirnya, semangat hilang duluan sebelum naskah selesai. 

Perfeksionisme juga bikin penulis jadi ragu terus. Merasa tulisannya nggak layak dibaca siapa pun. Padahal tulisan bagus itu hasil dari proses revisi, bukan sekali duduk langsung jadi. Yang penting tulis dulu sampai tamat, bagusnya bisa belakangan.

Baca juga: Pengin Menerbitkan Buku Indie? Jangan Sampai Melakukan 5 Kesalahan yang Pernah Saya Lakuin Ini!

2. Kehabisan Motivasi di Tengah Jalan

Di awal biasanya semangat menulis buku memang meledak-ledak. Tapi makin lama, ide terasa makin berat digarap. 

Kadang muncul keraguan, “Ngapain sih nulis ini?” atau “Siapa juga yang mau baca?” 

Pertanyaan kayak gitu bikin semangat luntur. Apalagi kalau prosesnya nggak sesuai ekspektasi. Waktu jadi terasa mepet, energi makin habis, tulisan makin jarang disentuh. 

Kalau nggak punya alasan kuat buat menyelesaikan, buku itu akan berhenti di tengah jalan. Makanya, penting punya alasan yang lebih besar dari sekadar “ingin nulis”.

3. Enggak Punya Jadwal Menulis yang Konsisten

Menunggu mood datang baru menulis buku itu jebakan paling umum. Hari ini nulis, besok nggak, lusa lupa, minggu depan udah males. 

Tanpa jadwal yang rutin, naskah gampang terbengkalai. Ide yang semula jelas bisa jadi kabur karena jarang disentuh. 

Konsistensi itu kunci. Nggak harus lama-lama, yang penting rutin dan ada progres. Dengan waktu khusus buat nulis, otak lebih terbiasa masuk ke mode kerja. Pelan-pelan, tulisan akan jalan terus sampai selesai.

4. Terlalu Banyak Edit di Tengah Menulis

Banyak penulis pemula tergoda untuk bolak-balik ke halaman awal. Baca ulang, lalu ubah lagi, ubah lagi. Padahal belum tentu bab berikutnya akan nyambung kalau terus dirombak. 

Waktu habis di bagian awal, sementara akhir naskah belum tersentuh. Akhirnya merasa stuck dan kehilangan arah. 

Padahal, nulis dan ngedit itu dua kerjaan yang beda. Fokus selesaikan dulu tulisannya dari awal sampai akhir. Nanti kalau sudah selesai, baru balik lagi buat edit.

5. Kurang Riset atau Outline yang Jelas

Kalau dari awal enggak tahu mau dibawa ke mana, nulisnya pasti bablas ke mana-mana. Cerita atau ide jadi kehilangan arah. Setiap duduk menulis buku malah bingung mau mulai dari mana. Akhirnya cuma buka dokumen lalu ditutup lagi. 

Padahal, outline bisa bantu otak tetap fokus. Riset juga penting biar naskah enggak asal jadi. Dengan persiapan yang cukup, proses menulis buku bisa lebih lancar. Gak harus detail banget, yang penting tahu garis besar dan tujuannya.

6. Takut Dihakimi atau Dinilai Buruk

Rasa takut ini sering muncul diam-diam. Takut kalau nanti orang bilang tulisannya jelek. Takut kalau ide dianggap gak penting. 

Karena itu, banyak yang milih berhenti sebelum naskahnya selesai. Nggak nulis lebih aman daripada malu. 

Tapi kalau terus-terusan mikir kayak gitu, ya gak akan pernah jadi penulis. Semua penulis pasti pernah bikin tulisan buruk. Dan semua tulisan bisa diperbaiki. Lebih baik diselesaikan dulu, urusan nilai belakangan.

7. Terlalu Sibuk dan Tidak Prioritaskan Menulis

Kesibukan memang gak bisa dihindari. Tapi sering kali, alasan sibuk cuma jadi kedok dari rasa malas atau takut. 

Padahal, kalau benar-benar ingin menulis buku, waktu pasti bisa dicari. Gak perlu nunggu waktu luang banyak, cukup curi waktu 30 menit sehari. 

Kalau nunggu ideal terus, buku gak akan kelar-kelar. Prioritaskan menulis sama seperti pekerjaan penting lainnya. Anggap aja ini janji sama diri sendiri yang harus ditepati. Kalau dijalani rutin, perlahan akan jadi kebiasaan.

8. Overthinking terhadap Pasar dan Penerbit

Banyak yang belum nulis tapi udah mikirin diterbitkan di mana. Takut gak laku, takut ditolak penerbit, takut gak ada yang baca. Semua itu bikin nulis jadi beban. 

Padahal fokus awal seharusnya cuma satu: selesaikan dulu. Pikirin pasar atau penerbit nanti setelah naskahnya jadi. Kalau belum ada isi, ya gak ada yang bisa ditawarkan. 

Overthinking ini bikin langkah pertama jadi terasa berat. Satu-satunya cara keluar dari itu ya mulai nulis dan tetap nulis.

9. Menulis Sendiri Itu Bisa Bikin Kelelahan Mental

Proses menulis buku sering terasa seperti perjalanan sendiri yang panjang. Gak ada teman diskusi, gak ada yang ngasih feedback, akhirnya jadi bingung sendiri. Lama-lama capek secara mental, terus mulai mikir, "Apa ini semua worth it?" 

Padahal mungkin cuma butuh seseorang buat mendengarkan ide dan bantu meluruskan arah. Punya tempat buat bertanya bisa bikin nulis jadi lebih ringan. 

Ada support itu penting, apalagi kalau ini buku pertama. Bimbingan dari orang yang paham proses menulis bisa bantu kamu lebih fokus dan percaya diri. Kadang, satu sesi konsultasi aja udah cukup buat bikin naskah jalan lagi.

Baca juga: Berbagai Cara Menerbitkan Buku yang Perlu Kamu Tahu

Menulis buku memang bukan perkara mudah, apalagi kalau harus dijalani sendirian. Tantangannya bukan cuma soal waktu atau ide, tapi juga soal konsistensi dan arah yang jelas. 

Kadang, kita cuma butuh ruang untuk ngobrol, bertanya, atau sekadar memastikan bahwa yang sedang ditulis masih ada di jalur yang tepat. Kalau sedang merasa mandek atau bingung mau melanjutkan dari mana, itu hal yang wajar.

Konsultasi Menulis Buku

Kalau butuh teman diskusi untuk menulis buku atau ingin tahu apa yang bisa diperbaiki dari blog yang dimiliki, sesi konsultasi bisa jadi titik mula yang membantu. Jika tertarik, bisa booking sesi di sini.


Share
Tweet
Pin
Share
1 comments
7 Jenis Tools AI yang Wajib Digunakan Penulis Konten untuk Kerja yang Efisien dan Hasil Maksimal

AI semakin jauh masuk ke dalam kehidupan sehari-hari. Nggak cuma buat seru-seruan bikin gambar lucu, tapi juga bantu kerja jadi lebih ringan dan hasilnya makin maksimal. Buat penulis konten, tools AI jadi andalan baru untuk mempercepat proses kreatif tanpa harus mengorbankan kualitas tulisan.

Punya tools AI yang sesuai bisa bikin alur kerja lebih lancar, mulai dari riset, nulis, sampai produksi visual atau video. Bukan berarti menggantikan kreativitas, tapi justru memperkuatnya. Yang penting tahu jenis tools mana yang paling pas dipakai biar hasilnya tetap autentik dan nggak terasa robotik.

Jenis Tools AI untuk Penulis Konten

7 Jenis Tools AI yang Wajib Digunakan Penulis Konten untuk Kerja yang Efisien dan Hasil Maksimal

Saya bukan tipe yang anti AI. Justru sebaliknya, merasa AI itu harus dimanfaatkan semaksimal mungkin biar kerjaan sehari-hari nggak cuma selesai, tapi juga lebih efisien, ringan, dan nggak bikin burnout. 

Apalagi buat penulis konten yang ritme kerjanya cepat dan targetnya nggak sedikit setiap harinya. Tools AI bisa bantu dari berbagai sisi—bukan buat gantiin kreativitas, tapi buat ngangkat beban teknis yang nyita waktu.

So, untuk bantu kinerja setiap hari, barangkali kamu juga bisa coba pakai tools AI seperti di bawah ini.

1. AI Writing Assistant

Fungsi:

  • Bantu nulis artikel dari ide mentah
  • Rewrite kalimat biar lebih jelas atau menarik
  • Buat outline, caption, judul, hingga meta description

Tools Rekomendasi:

  • ChatGPT: Untuk semua jenis ide, draf, hingga editing ringan
  • Jasper: Fokus pada konten pemasaran dan brand voice
  • Copy.ai: Cocok buat copywriting seperti email, iklan, landing page

Cara Pakai:

  1. Masukkan prompt (misalnya: “buatkan outline artikel tentang...”)
  2. Bisa ditindaklanjuti dengan revisi, rephrase, atau perluas konten
  3. Simpan hasilnya dan sesuaikan dengan gaya tulismu
Baca juga: Cara Menggunakan AI untuk Menulis Artikel secara Beretika

2. AI SEO Tool

Fungsi:

  • Riset keyword dan search intent
  • Buat artikel lebih ramah mesin pencari
  • Cek kompetitor dan rekomendasi SEO real-time

Tools Rekomendasi:

  • Surfer SEO: Bantu optimasi SEO on-page saat menulis
  • Frase.io: Gabungkan riset keyword + AI writing
  • NeuronWriter: Canggih untuk analisis semantik dan content score

Cara Pakai:

  1. Masukkan keyword utama, kamu akan dapatkan outline dan keyword pendukung
  2. Tulis atau paste artikel, lalu lihat skor SEO dan perbaiki sesuai saran

3. AI Content Planner dan Ide Generator

Fungsi:

  • Gali ide konten yang sedang relevan
  • Susun kalender editorial mingguan atau bulanan
  • Cek topik yang lagi viral di niche tertentu

Tools Rekomendasi:

  • BuzzSumo: Lihat artikel viral dan share tertinggi
  • Semrush Topic Research: Temukan ide dengan search volume tinggi
  • ChatGPT: Bisa diminta brainstorming dengan prompt tertentu

Cara Pakai:

  1. Masukkan topik umum, kamu akan dapatkan ide-ide turunan + pertanyaan populer
  2. Cocok dipakai saat stuck atau buat long-term content plan

4. AI Image Generator dan Editor

Fungsi:

  • Bikin visual blog, infografis, thumbnail, atau ilustrasi
  • Bantu cari gambar unik tanpa takut kena hak cipta
  • Efisien dan bisa disesuaikan dengan tema konten

Tools Rekomendasi:

  • Canva AI (Magic Design): Ubah teks jadi desain otomatis
  • DALL·E (by OpenAI): Gambar dari deskripsi teks
  • Midjourney: Gambar ilustratif dengan gaya artistik
  • Microsoft Designer: Alternatif praktis untuk sosial media visual

Cara Pakai:

  1. Tulis deskripsi, lalu AI akan menghasilkan gambar
  2. Edit atau kombinasikan dengan elemen lainnya

5. AI Text-to-Speech / Voice Over Generator

Fungsi:

  • Ubah artikel jadi audio untuk YouTube, podcast, atau reels
  • Suara natural, bisa dipilih bahasa dan tone-nya
  • Cocok untuk konten berbasis narasi

Tools Rekomendasi:

  • ElevenLabs: Suara realistis, cocok untuk storytelling
  • Murf.ai: Banyak pilihan voice over profesional
  • Play.ht: Bisa buat audio konten dan embed langsung ke blog

Cara Pakai:

  1. Paste teks → pilih jenis suara dan kecepatan
  2. Download hasilnya dalam format audio

6. AI Video Generator dan Editor

Fungsi:

  • Ubah artikel atau teks jadi video otomatis
  • Bikin konten video pendek untuk reels, TikTok, atau YouTube Shorts
  • Tambahkan narasi, subtitle, dan elemen visual tanpa editing manual

Tools Rekomendasi:

  • Pictory.ai: Ubah artikel jadi video dengan klip stok, teks, dan voice over otomatis
  • InVideo: Cocok untuk bikin video promosi, tutorial, atau konten sosial media
  • Lumen5: Ubah blog post jadi video dengan animasi dan musik
  • Runway: AI untuk edit video lebih kompleks (hapus background, tambah efek, dan lain-lain)
  • CapCut AI: Untuk bikin konten reels atau TikTok dengan efek otomatis dan template siap pakai

Cara Pakai:

  1. Paste teks atau artikel, lalu pilih template, edit teks, gambar, suara. Setelah selesai, bisa langsung export sebagai video
  2. Cocok banget buat repurpose artikel jadi konten video yang engaging

7. AI Analytics Assistant

Fungsi:

  • Analisis performa konten: views, CTR, bounce rate
  • Rekomendasi waktu publikasi, topik yang paling disukai pembaca
  • Bantu optimasi berdasarkan data

Tools Rekomendasi:

  • Google Analytics 4 + AI insights: Lacak performa dan perilaku user
  • Piwik PRO: Alternatif GA untuk data privasi tinggi
  • Semrush Content Audit: Evaluasi artikel lama untuk diupdate

Cara Pakai:

  1. Hubungkan blog/website ke tools
  2. Lihat laporan performa, lalu perbaiki konten atau kembangkan topik sejenis
Baca juga: Writing Preparation: 19 Jenis dan Tipe Konten untuk Blog Post Ini Bisa Jadi Ide Blog Kamu Biar Nggak Ngebosenin

Tools AI memang bisa bantu kerja jadi lebih cepat dan hasil makin maksimal, tapi tetap harus dipakai dengan bijak. 

AI itu alat bantu, bukan solusi instan buat semua hal. Kalau belum yakin diri sendiri sudah cukup cerdas dan paham cara pakainya, mending jangan dulu dipaksakan. Belajar dulu, pahami dulu, dan yang paling penting: ngerti dulu etikanya. Jangan sampai niatnya mau efisiensi malah jadi mudharat. 

Karena pada akhirnya, bukan soal siapa yang pakai AI, tapi siapa yang paling cerdas menggunakannya.

Review blog monetasi

Butuh teman diskusi buat merapikan ide buku atau mengembangkan blog supaya lebih potensial?

Saya menyediakan sesi konsultasi yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan—baik untuk penulisan naskah nonfiksi maupun review blog yang ingin dimonetisasi secara bertahap.

Kalau ingin ngobrol lebih lanjut, bisa booking sesi lewat tautan ini atau klik di poster.

Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Inspirasi Tema IG Kelas yang Menarik dan Kompak untuk Tampilkan Aktivitas Belajar

Sekarang ini, banyak kelas mulai punya akun Instagram sendiri. Isinya macam-macam, dari dokumentasi kegiatan, informasi penting, sampai momen seru bareng teman-teman. Supaya tampilannya rapi dan enak dilihat, penting banget punya tema IG kelas yang konsisten. Tema ini bisa bantu menunjukkan karakter kelas sekaligus bikin postingan terlihat lebih kompak.

Tapi bikin akun IG kelas yang menarik itu nggak cuma soal foto bagus atau caption lucu. Perlu strategi biar isinya nggak asal-asalan dan tetap terasa menyenangkan buat semua yang lihat. 

Dua hal yang nggak boleh dilupakan: kekompakan isi dan keseragaman gaya. Di sinilah peran tema jadi penting.

Tema IG Kelas yang Bisa Jadi Inspirasi

Inspirasi Tema IG Kelas yang Menarik dan Kompak untuk Tampilkan Aktivitas Belajar

Biar akun makin rapi dan seru dilihat, penting buat menentukan tema IG kelas sejak awal. Tema yang dipilih bisa bantu menunjukkan identitas kelas sekaligus bikin semua konten terasa nyambung satu sama lain. 

Nggak harus ribet atau terlalu formal, yang penting sesuai dengan karakter anak-anak di dalamnya. Kalau masih bingung mau mulai dari mana, beberapa ide di bawah ini bisa jadi inspirasi untuk nyusun tema IG kelas yang menarik dan kompak.

1. Tema Warna Dominan

Pakai satu warna utama buat seluruh feed IG kelas bisa bikin tampilannya lebih rapi dan estetik. Warna pastel cocok kalau mau nuansa yang kalem dan hangat. Kalau ingin tampilan yang tegas dan modern, bisa pilih monokrom seperti hitam-putih. Warna sekolah juga bisa dipakai biar lebih identitas dan khas angkatan. 

Konsistensi warna ini bisa diterapkan di background, filter foto, atau elemen desain di tiap postingan. Simpel, tapi efek visualnya lumayan besar.

Contoh:

Warna dominan yang dipilih: Pastel hijau mint


Contoh Tema IG kelas


Inspirasi Tema IG Kelas yang Menarik dan Kompak untuk Tampilkan Aktivitas Belajar

Catatan desain:

  • Gunakan template seragam (misal dari Canva) dengan satu palet warna utama.
  • Pastikan warna utama tetap muncul meski kontennya beda-beda.
  • Bisa pakai elemen seperti frame, font, atau background yang senada.
  • Hindari banyak warna mencolok biar feed tetap adem dan konsisten.
Baca juga: Contoh Feed IG Aesthetic yang Memikat dengan Copywriting yang Kuat

2. Tema Hari Tertentu

Tema ini cocok buat yang pengin punya jadwal konten yang teratur. Misalnya, Senin posting kutipan semangat, Rabu bagikan tip atau info pelajaran, dan Jumat unggah momen nostalgia. Tiap hari punya topik yang beda, jadi kontennya nggak monoton. 

Ini juga bantu pembagian tugas kalau pengelolaan IG kelas dibagi antar siswa. Selain lebih terarah, postingannya juga lebih dinanti karena sudah punya pola. Feeds jadi terasa aktif dan hidup.

3. Tema Dokumentasi Kegiatan

Kegiatan di kelas atau sekolah sayang banget kalau nggak terdokumentasi. Bisa mulai dari lomba-lomba, acara perpisahan, sampai kegiatan belajar di luar kelas. Bahkan sesi belajar biasa pun bisa dijadikan konten behind the scene. 

Tema ini menunjukkan kalau kelas aktif dan punya banyak pengalaman bareng. Foto dan video yang diunggah bisa jadi kenangan seru buat dilihat di masa depan. Tambahkan sedikit caption cerita biar lebih hidup dan terasa personal.

4. Tema Edukatif

Kalau mau sekalian jadi media belajar, tema edukatif bisa banget dicoba. Misalnya, bikin mini kuis di story, bagikan tips belajar, atau unggah fakta unik dari mata pelajaran. Nggak harus serius atau kaku, asal informasinya ringan dan dikemas menarik. 

Konten kayak gini juga bisa bantu teman-teman yang mungkin ketinggalan materi. Selain seru, akun IG kelas juga jadi terasa lebih bermanfaat.

5. Tema Cerita Siswa

Setiap anak di kelas pasti punya sisi unik. Tema ini bisa jadi tempat buat menunjukkannya. Misalnya, unggah cerpen, puisi, opini, atau sekadar cerita pendek dari sudut pandang murid. Bisa juga bikin profil singkat satu per satu anak di kelas. 

Selain mempererat pertemanan, postingan seperti ini bikin akun IG terasa lebih manusiawi dan hangat. Cerita-cerita ini bisa jadi cermin kehidupan kecil dari isi kelas itu sendiri.

Tip Menjaga Konsistensi Tema IG Kelas

Inspirasi Tema IG Kelas yang Menarik dan Kompak untuk Tampilkan Aktivitas Belajar

Sudah punya ide tema IG kelas yang seru? Langkah selanjutnya tinggal memastikan tampilannya tetap konsisten dari waktu ke waktu. 

Konsistensi ini penting supaya feed IG nggak berantakan dan kesan tematiknya tetap terasa. Apalagi kalau pengelolanya lebih dari satu orang, harus ada kesepakatan biar gaya kontennya tetap selaras. 

Nah, ada beberapa cara simpel yang bisa diterapkan supaya tema IG kelas tetap rapi, menarik, dan nggak bikin ribet. Berikut tips-tips yang bisa dicoba bareng satu kelas.

1. Gunakan Template Desain

Pakai template bikin kerja jadi lebih ringan. Semua postingan punya gaya yang sama, jadi tampilannya rapi dan seragam. 

Nggak perlu mulai dari nol setiap kali mau upload. Tinggal ganti teks, foto, atau warnanya sesuai kebutuhan. Bisa bikin satu template utama untuk kutipan, satu untuk dokumentasi, satu lagi untuk profil murid. Tools gratis seperti Canva sudah cukup banget buat keperluan ini.

2. Tentukan Jadwal Posting

Biar nggak bingung mau upload apa dan kapan, sebaiknya bikin jadwal tetap. Misalnya dua kali seminggu, atau setiap hari tertentu untuk tema tertentu. Dengan begitu, semua konten lebih teratur dan nggak numpuk di satu waktu. 

Jadwal ini juga bantu mengingatkan kalau ada momen penting yang perlu diposting. Bisa dicatat bareng-bareng di Google Calendar atau tulis di papan kelas. Lebih jelas, lebih terarah.

3. Bagi Peran antar Siswa

Kalau semua kerjaan ditanggung satu orang, bakal capek sendiri. Jadi, lebih baik dibagi. Ada yang tugasnya desain visual, ada yang bikin caption, ada juga yang bagian posting. Kalau dibagi rata, semua bisa belajar sesuatu dan ngerasa ikut andil. 

Bisa juga pakai sistem giliran tiap minggu biar semua kebagian pengalaman. Kerja tim jadi lebih terasa dan IG kelas juga lebih aktif.

4. Pakai Hashtag Khusus Kelas

Hashtag itu bukan cuma buat lucu-lucuan. Fungsinya penting buat ngelompokkan konten dan bikin akun lebih mudah dicari. Misalnya pakai #KelasXIIPS1 atau #AnakIPA2025 di setiap postingan. Bisa juga tambahin hashtag untuk tiap kategori, kayak #QuoteSenin atau #DokumentasiKelas. 

Hashtag bikin identitas kelas lebih kuat dan bantu orang lain tahu apa isi postingannya. Jadi lebih tertata dan mudah dicari kapan saja.

Baca juga: 15 Ide Style Feed Instagram yang Bisa Kamu Sontek Supaya Akunmu Lebih Stylish

Punya tema IG kelas yang jelas dan konsisten bisa bikin akun terasa lebih hidup dan bermakna. Setiap postingan jadi punya arah, dan aktivitas belajar pun terlihat lebih menarik saat dibagikan. 

Selain jadi tempat dokumentasi, akun ini juga bisa jadi ruang kreatif yang melibatkan semua anak di kelas. Selama dijalankan bareng-bareng dan dinikmati prosesnya, hasilnya pasti lebih seru. Apa pun temanya, yang penting tetap kompak dan sesuai dengan gaya kelas masing-masing.

Temukan tips menulis lainnya yang praktis dan inspiratif di Instagram Penulis Konten. Jangan lewatkan konten menarik yang bisa bantu meningkatkan skill menulismu!


Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Struktur Subheading yang Efektif untuk Artikel Panjang

Subheading artikel sering dianggap cuma pelengkap, padahal perannya penting banget dalam menjaga alur tulisan tetap enak dibaca. Apalagi kalau artikelnya panjang dan penuh informasi, subheading bisa bantu pembaca tetap fokus dan nggak cepat bosan. Tanpa struktur yang jelas, artikel bisa terasa melelahkan sejak paragraf kedua.

Menata subheading itu nggak bisa asal tempel judul kecil di tengah-tengah teks. Ada cara dan polanya supaya artikel lebih terarah dan nyaman diikuti dari awal sampai akhir. Nah, sebelum keburu bingung harus mulai dari mana, yuk kenali dulu dasar-dasarnya.

Struktur Subheading yang Benar

Struktur Subheading yang Efektif untuk Artikel Panjang

Supaya tulisan panjang tetap enak diikuti, subheading artikel perlu disusun dengan cara yang benar. Bukan sekadar memecah teks, tapi juga jadi penanda alur berpikir yang jelas dari awal sampai akhir. Kalau strukturnya rapi, pembaca bisa lebih mudah menangkap isi setiap bagian tanpa harus membaca semuanya. Nah, biar makin jelas, berikut beberapa poin penting yang perlu diperhatikan saat menyusun subheading dengan benar.

1. Gunakan Hirarki yang Jelas (H2, H3, dst)

Artikel panjang biasanya punya banyak informasi. Supaya nggak bikin bingung, struktur subheading perlu berjenjang. Mulai dari H2 sebagai topik utama, lalu H3 untuk penjabaran atau rincian dari H2 itu. Kalau masih ada detail kecil lagi, bisa pakai H4.

Susunan ini bukan cuma bantu pembaca lebih mudah mengikuti isi, tapi juga bagus buat SEO karena mesin pencari bisa mengenali struktur tulisan dengan lebih rapi.

Contoh praktis:

Misalnya kamu menulis artikel “Cara Mengatur Keuangan Pribadi untuk Pemula”

H2: Buat Anggaran Bulanan

 - H3: Hitung Semua Pemasukan

 - H3: Catat Semua Pengeluaran

H2: Bedakan Kebutuhan dan Keinginan

H2: Mulai Dana Darurat

Baca juga: Cara Menulis Subheading yang Memikat agar Pembaca Tetap Bertahan

2. Buat Subheading Informatif dan Padat

Subheading jangan cuma jadi tempelan. Harus bisa langsung kasih gambaran isi bagian tersebut. Hindari kata-kata umum yang bisa berarti apa saja. Ganti dengan kalimat yang lebih jelas dan menggugah rasa ingin tahu.

Semakin informatif subheading-nya, semakin gampang pembaca milih bagian yang ingin mereka baca atau lewati.

Contoh praktis:

Daripada menulis:

“Tip Hemat Traveling”

Lebih baik tulis:

“Tip Menghindari Pengeluaran Tak Terduga Saat Traveling”

3. Gunakan Bahasa yang Relevan dan Menarik

Subheading harus pakai gaya bahasa yang sesuai dengan siapa pembacanya. Kalau artikelnya ditujukan untuk pemula, jangan sok pakai istilah teknis yang ribet. Tapi kalau untuk profesional, subheading yang terlalu simpel malah bikin kesannya kurang berbobot.

Yang penting, tetap ramah dibaca dan tidak membingungkan.

Contoh praktis:

Untuk pembaca umum:

“Cara Menabung Meski Gaji Pas-pasan”

Untuk pembaca ahli:

“Strategi Cash Flow Management untuk Pendapatan Bulanan yang Fluktuatif”

4. Jaga Konsistensi Gaya

Konsistensi ini bikin tulisan terasa rapi. Kalau di awal subheading pakai gaya perintah, misalnya “Pahami Ini Dulu”, jangan tiba-tiba di tengah-tengah berubah ke bentuk pertanyaan seperti “Apa yang Harus Dilakukan?” tanpa alasan yang jelas. Pilih satu gaya dan jaga terus sampai akhir.

Ini bikin pembaca merasa alurnya terarah dan nggak loncat-loncat.

Contoh praktis:

Kalau subheading pertama:

“Memahami Reksa Dana”

Maka yang lain sebaiknya tetap seragam:

“Langkah Menentukan Profil Risiko”

“Langkah Memilih Reksa Dana yang Tepat”

5. Optimalkan dengan Kata Kunci

Subheading juga berfungsi buat bantu artikel lebih mudah ditemukan di Google. Jadi, kalau bisa, sisipkan kata kunci yang memang relevan. Tapi jangan dipaksakan. Yang penting, tetap enak dibaca dan masuk akal secara konteks.

Kalau bisa masukin kata kunci tanpa terasa “jualan”, itu sudah pas.

Contoh praktis:

Kata kunci: “investasi pemula”

Subheading yang bagus:

“Langkah Awal Investasi Pemula yang Minim Risiko”

Bukan:

“Investasi Pemula Risiko Minim dan Langkah Awalnya” (jelimet dan aneh)

6. Gunakan Subheading sebagai Panduan Navigasi

Subheading bukan cuma pemanis. Dalam artikel panjang, subheading itu seperti petunjuk arah. Kalau judulnya jelas dan urut, pembaca bisa langsung scroll ke bagian yang mereka cari tanpa harus baca semua dari awal. Apalagi kalau pakai fitur daftar isi otomatis, subheading bakal sangat membantu.

Contoh praktis:

Dalam artikel “Panduan Lengkap Merawat Tanaman Hias Indoor”, urutan subheading seperti:

Cara Memilih Tanaman Hias Indoor

Cara Menyiram Tanaman dengan Tepat

Cara Menangani Tanaman yang Layu

… akan jauh lebih membantu daripada:

Pemilihan

Penyiraman

Penanganan

(yang terlalu umum dan bikin bingung)

Baca juga: Jangan Lupakan atau Abaikan Subheading! Gini Caranya Bikin Supaya Menarik

Subheading artikel bukan cuma soal gaya atau pemanis visual. Perannya jauh lebih penting karena bisa bantu pembaca memahami isi tulisan dengan lebih mudah, terutama kalau artikelnya panjang dan padat informasi. 

Dengan struktur yang rapi, pembaca nggak perlu scroll bolak-balik atau bingung harus mulai dari mana. Jadi, kalau ingin tulisan lebih terarah dan nyaman dibaca, mulai aja dari subheading yang disusun dengan tepat.

 Temukan tips menulis lainnya yang praktis dan inspiratif di Instagram Penulis Konten. Jangan lewatkan konten menarik yang bisa bantu meningkatkan skill menulismu!


Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Older Posts

Cari Blog Ini

About me





Content & Marketing Strategist. Copy & Ghost Writer. Editor. Illustrator. Visual Communicator. Graphic Designer. | Email for business: mommycarra@yahoo.com

Terbaru!

Ukuran Feed Instagram 6 Kotak dan Cara Membuatnya Tanpa Ribet

Eits. Bukan, ini bukan fitur baru. Ada yang nanya soal feed Instagram 6 kotak dari Google, masuk deh ke Console. Hehehe. Iya, ini bukan fitu...

Postingan Populer

  • Teknik Bridging dalam Menulis Artikel
    Teknik bridging barangkali adalah teknik menulis yang cukup jarang dibahas. Padahal, ini cukup penting lo! Teknik bridging sering sekali say...
  • 15 Ide Style Feed Instagram yang Bisa Kamu Sontek Supaya Akunmu Lebih Stylish
    Hae! Kemarin saya sudah bahas mengenai do's and donts dalam mengelola akun Instagram , terus ada pertanyaan yang mampir, "Ka...
  • Lakukan 7 Langkah Enhancing Berikut Ini untuk Menghasilkan Image Blog yang Cantik
    Konten visual cantik untuk mempresentasikan konten tulisan yang juga asyik. Kurang menarik apa coba? Banyak blog dan web referensi...
  • Jangan Lupakan atau Abaikan Subheading! Gini Caranya Bikin Supaya Menarik
    Disclaimer: Artikel ini aslinya saya tulis untuk indoblognet.com , yang kemudian saya tayangkan ulang di sini dengan suntingan seper...
  • Do's and Dont's dalam Mengelola Akun Instagram Jika Kamu Pengin Memonetisasinya
    Ada yang belum pernah punya akun di Instagram? Keknya hampir semua orang zaman now pasti sudah punya akun Instagram ya. Walaupun nanti...

Blog Archive

Portofolio

  • Buku Mayor
  • Portfolio Konten
  • Portfolio Grafis
  • Konten Web
  • Copywriting
  • E-book
  • Buku Fiksi
  • Ilustrasi

Follow Me

  • instagram
  • Threads

Created with by ThemeXpose