Idea Mining: Menambang Ide dari LinkedIn
Oke, jadi gini.
Kemarin ada yang usul, supaya artikel-artikel saya di sini dibukukan. Supaya bisa jadi satu, nggak susah buat nyari-nyari.
Well, saya memang berencana akan menjadikan satu artikel-artikel yang ada di blog ini menjadi ebook, yang yah ... saya jual sih nantinya. Nggak mahal kok. Paling-paling sekadar untuk bayar listrik pas nyusun dan ngelayout-nya ajalah ya. Karena rencananya juga akan saya layout sedemikian rupa supaya menarik. Dijamin deh, pasti terjangkau. Hahaha. So, saya akan selesaikan dulu seri Idea Mining ini, sampai selesai. Baru bergerak ke seri berikutnya.
Setelah menjadikan Twitter sama Facebook sebagai tempat untuk menjaring ide (alih-alih menjadikannya tempat "sampah". Hee~), pagi ini saya pun jalan-jalan di LinkedIn.
Wah, ternyata interface-nya sudah berubah.
Sejujurnya saya nggak gitu suka dengan tampilan LinkedIn sebelum-sebelumnya. Sangat kaku. Ya, itu menurut eikeh sih.
Makanya rada males main ke sana. Padahal, tahu sih, di sana banyak "harta karun" ide aja.
You see, kerjaan saya memang dituntut untuk bisa menemukan banyak artikel baru yang fresh dan original dengan cepat. Jadi, saya butuh berbagai source ide agar bisa bantu saya brainstorming tiap hari.
Saya sudah mengaryakan Feedly (ohiya, yang ini malah belum dibahas ya), Facebook dan Twitter, Buzzsumo, Quora dan Headlines Generator. Sekarang kayaknya saya bisa nambah LinkedIn sebagai tambang ide saya.
Wah, sempet, Ra? Yaaaah ... sesempatnya dan seingatnya. Asal sudah masuk bookmark kan kalau sewaktu-waktu butuh ide, tinggal menelusur bookmark kan?
So, idea mining dari LinkedIn ini bisa dicari di mana saja sih?
1. Dari newsfeed kita
Jadi, sepagian ini saya sudah nemu 3 - 4 artikel yang dishare dengan beberapa teman di newsfeed yang menarik. Ada yang sudah saya share pun di Blogster soal SEO. Hahaha.
Nah, yang di atas itu saya juga temukandi newsfeed. Menarik banget, karena itu berdasarkan survei. Saya memang lagi nyari yang beginian sih, jadi bahan artikel indepth and data based untuk Rocking Mama.
So far, saya masih asal accept permintaan koneksi dari teman-teman. Tapi seneng banget kalau ada yang di luar lingkaran Facebook, Twitter dan Instagram. Yah, biar nggak 4L. Wkwkwkwk.
Sementara LinkedIn juga less drama, so I think I have to spend more time there from now.
2. LinkedIn Groups
Saya baru mulai mengirimkan permintaan join ke kira-kira 10 grup hari ini. Jadi sepertinya saya harus bersabar sedikit kalau mau pengin nyari ide dari grup-grup yang ada di sana.
Ekspektasinya ya, lebih bagus ketimbang beberapa grup di Facebook yang penuh dengan promosi link blog sendiri sih. Hee :D
Nanti saya update kalau saya sudah di-approve ya. Sesuai ekspektasi apa enggak.
3. LinkedIn Learning
Kalau ada modal sedikit, saya juga pengin sih dapat courses yang ada di sini. Kayaknya banyak yang menarik. Tapi mahal juga ya. $24.99/bulan bo'!
Tapi lumayan juga sih, saya sudah nemu 2 "topik" menarik dari judul-judul course, lalu pas saya lihat table of contents-nya, saya jadi sudah punya bayangan isinya membahas mengenai apa aja. Saya langsung sudah bisa bikin outline dari situ.
Misalnya, ini nih. Writing Headlines Course by Starshine Roshell itu.
Let's see table of contents-nya deh.
Dari situ saya langsung bisa rumusin, bahwa headlines yang bagus itu adalah headlines yang 'grab the readers' attention', unique, useful, ultra-specifi, urgent.
Lalu style headlines-nya?
Make sure you have vibrant language, use active verbs, make it engaging, akurat, dan based on trends.
Lalu perhatikan juga beberapa hal teknisnya: pemakaian huruf kapital, tanda baca, dan teknik SEO-nya.
Terus, penjelasan per poinnya gimana? Riset di tempat lain, kembangkan sendiri! :D
Nah, dengan demikian saya sudah bisa membuat 1 artikel soal menulis headlines dengan struktur yang bagus, based on strukturnya Roshell kan? Hee.
4. LinkedIn SlideShare
Nah, ini sebenarnya bagian terfavorit dari LinkedIn. Saya sudah pernah upload 2 slide sih di sini. Yang Self Editing dan Blog Monetizing.
Cuma, saya belum memaksimalkannya menjadi 'tambang ide'.
Ada banyak topik yang bisa kita temukan di sini, dari mulai bisnis, karier, otomotif, sampai lifestyle. Cucok deh, bo', jadi referensi.
Nah, begitu caranya menambang ide dari LinkedIn.
Masih di seri Idea Mining, saya sepertinya masih akan bahas soal Google Trend, how to listen to your audience, and stalking your blogger friends as competitor. Eehehehe.
Stay tune yak!
5 comments
Sumber ide memang banyak ya mbak. Saya pun juga jarang buka nih.
BalasHapusHahaha. Abis baca ini terus login ya? :)))) *nuduh*
Hapusbener, tulisan di linkedin bagus-bagus, nggak hanya seputar blog, karena topiknya banyak
BalasHapussaya punya akun Linked tapi selama ini cuma aplikasina sebatas penghias di smartphone saya, ternyata tampilan web nya lebih menarik dan banyak di gali ya mbak, nanti sesekali saya coba deh untuk bisa mencari ide disana.
BalasHapusKalau menurut saya sih Linked ini masih tergolong antimainstream bagi kebanyakan orang Indonesia, ga banyak thread "micin" disini kayak fb, haha
Semenjak LinkedIn terintegrated sekarang menurut aku menjadi informatif. Versi sebelumnya hanya sebagai display case aja. Yang sekarang jadi semacam pool of knowledge.
BalasHapus